Tampilkan postingan dengan label laporan praktikum biokimia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label laporan praktikum biokimia. Tampilkan semua postingan

2022-02-13

ANALISIS KANDUNGAN KLOROFIL PADA JARINGAN TANAMAN

 

💮🧸🌟LAPORAN PRAKTIKUM :
ANALISIS KANDUNGAN KLOROFIL PADA JARINGAN TANAMAN


I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

        Fotosintesis merupakan proses pembentukan karbohidrat sebagai senyawa karbon organik yang diperlukan sebagai sumber energi atau makanan bagi tumbuhan dan makhluk hidup lainnya di muka bumi dari senyawa anorganik yaitu karbondioksida dan air. Proses fotosintesis bermanfaat sebagai pembentukan materi organik yang bermanfaat bagi organisme dan sekaligus sebagai proses penangkapan energi matahari menjadi energi kimia yang tersimpan di dalam molekul karbohidrat yang dihasilkan dari proses fotosintesis. Molekul oksigen yang dibebaskan pada proses ini juga sangat diperlukan oleh makhluk hidup agar dapat melakukan respirasi.

        Laju fotosintesis dipengaruhi baik oleh faktor intern maupun faktor ekstern. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis antara lain adalah kadar CO2 di udara, suhu, cahaya, air tanah, kandungan hara dalam tanaman serta kandungan klorofil.

2. Tujuan

a. Membuktikan bahwa dalam proses fotosintesis diperlukan adanya klorofil.
b. Membuktikan adanya kandungan klorofil pada bayam merah, bayam hijau, sawi, buah bit, tomat merah, tomat hijau, apel merah, apel hijau dengan analisis kandungan klorofil dibantu alat spektrofotometer.


II. TINJAUAN PUSTAKA

        Fotosintesis berlangsung dalam dua tahap, yaitu: (1) tahap penangkapan energi fotonya oleh klorofil menghasilkan energi dalam bentuk ATP dan NADPH, dan (2) tahap penggunaan energi ATP dan NADPH yang dihasilkan tahap pertama untuk membentuk molekul glukosa dari molekul CO2.

        Pada kloroplas tanaman tingkat tinggi terdapat dua macam klorofil yang merupakan bahan penyerap energi yang utama yaitu klorofil a dan klorofil b. Klorofil a yang menyerap warna hijau kebiru-biruan mempunyai rumus kimia C55H72O5N4, Mg, sedangkan klorofil b yang menyerap warna hijau kekuning-kuningan mempunyai rumus kimia C55H72O6N4 Mg. Selain klorofil, di dalam kloroplas terdapat pula pigmen berwarna kuning, yakni karoten dan xantofil. Bagian dalam kloroplas dibangun oleh granat, yang merupakan kolektif dari tylakoid. Jadi, tylakoid merupakan unit utama tempat berlangsungnya fotosintesis.


III. ALAT, BAHAN DAN CARA KERJA

1. Alat

a. Cawan petri dengan penumbuknya
b. Labu ukur
c. Kertas saring Whatman No. 42
d. Spektrofotometer
e. Tabung reaksi
f. Pengaduk

2. Bahan

a. Bayam merah 2 gram
b. Bayam hijau 2 gram
c. Sawi 2 gram
d. Buah bit 2 gram
e. Tomat merah 2 gram
f. Tomat hijau 2 gram
g. Apel merah 2 gram
h. Apel hijau 2 gram
i. Aseton

3. Cara kerja

a. Daun segar dan kulit buah dipotong menjadi potongan-potongan kecil dan masing-masing 2 gram jaringan segar itu ke dalam cawan petri, kemudian dihancurkan sampai halus.
b. Aseton ditambahkan secukupnya sehingga jaringan menjadi homogen.
c. Kemudian jaringan tersebut diaduk-aduk, dan di dekantasikan supernatan (pindahkan ekstraknya) melalui kertas saring ke dalam labu ukur.
d. Aseton ditambahkan sebanyak 100 ml ke dalam labu ukur.
e. Absorban ekstrak jaringan segar diukur dengan spektrofotometer pada 663 nm dan 645 nm atau pada 652 nm.
f. Hasil perhitungan klorofil tersebut kemudian dibandingkan antarjenis jaringan daun dan kulit buah.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil pengamatan

Uji Klorofil PSYCHESOUPE

2. Pembahasan

        Pada praktikum analisis kandungan klorofil ini akan diamati adanya klorofil pada bayam merah, bayam hijau, sawi, buah bit, tomat merah, tomat hijau, apel merah, apel hijau menggunakan alat spektrofotometer.

        Pada analisis kandungan klorofil, mulanya larutan masing-masing sampel dibuat dengan cara memotong-motong kecil sampel lalu ditumbuk dan ditambahkan dengan aseton untuk menghaluskan sampel. Kemudian setelah di ekstraksi, sampel ditambahkan dengan aseton sebanyak 100 ml dimasukkan ke dalam labu ukur. Lalu, ukur absorban ekstrak sampel dengan alat spektrofotometer. Sehingga tercatat hasil perhitungan absorbansi klorofil total dari sampel dengan menggunakan rumus berikut.

Absorbansi Klorofil PSYCHESOUPE

        Dengan praktikum analisis kandungan klorofil, maka dapat diketahui bahwa dalam berbagai sampel jaringan tanaman yang diuji coba terdapat klorofil. Klorofil yang terdapat pada jaringan tanaman ini berguna untuk proses fotosintesis sebagai pemanfaat energi matahari, pemicu fiksasi CO2  untuk menghasilkan karbohidrat dan penyedia energi bagi ekosistem secara keseluruhan.


V. KESIMPULAN

        Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Berdasarkan analisis klorofil dengan spektrofotometer, sawi memiliki kandungan klorofil atau zat hijau daun yang paling banyak dibanding semua sampel.
b. Kandungan klorofil total yang paling tinggi ke terendah adalah sawi, bayam hijau, bayam merah, apel hijau, tomat merah, tomat hijau, apel merah dan buah bit.


Daftar Pustaka

Anna Poedjadi. (1994). Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

David L. Nelson and Michael M. Cox. (2005). Lehninger Principles of Biochemistry. 4^th edition. New York: Worth Publisher.

Photosynthesis online, dapat ditemukan di:

http:// www.emc.maricopa.edu/ faculty/ farabee/ BIOBK/ BioBookPS. html

Setiadi,  Rahmat, dkk. (2020). Biokimia. Edisi pertama. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Sulistiana, Susi. (2008). Praktikum Biokimia. Jakarta: Universitas Terbuka.

Voet, D. and Voet J.G. (1990). Biochemistry. New York: John Wiley & Sons.

 

2022-02-12

UJI SAPONIFIKASI (PENYABUNAN)

 

💮🧸🌟LAPORAN PRAKTIKUM :
UJI SAPONIFIKASI (PENYABUNAN)


I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

        Minyak merupakan lemak yang berwujud cair pada suhu ruang. Perbedaan wujud pada lemak tergantung pada asam lemak yang menyusunnya. Lemak cair mengandung asam lemak yang rantai karbonnya tidak jenuh atau memiliki ikatan rangkap.

        Lemak merupakan suatu senyawa ester dari asam lemak dengan gliserol, maka disebut juga trigliserida.  Metabolisme lemak terdiri atas: (1) katabolisme asam lemak yang merupakan proses mendapatkan energi, (2) biosintesis asam lemak yang merupakan proses pembentukan lemak tubuh dan (3) pembentukan lipid lainnya di dalam sel, sedangkan metabolisme gliserol lebih fokus pada bagaimana gliserol mengalami katabolisme.

2. Tujuan

a. Dapat membuktikan reaksi penyabunan dengan uji saponifikasi.
b. Mengetahui adanya kandungan asam lemak atau minyak pada minyak goreng.


II. TINJAUAN PUSTAKA

        Lipid merupakan kelompok senyawa organik yang tidak larut dalam pelarut polar (misalnya air), namun dapat larut dalam pelarut non polar (misalnya kloroform dan eter).

        Salah satu cara pengelompokan lipid adalah didasarkan pada sifat dapat tidaknya disabunkan. Lipid yang dapat disabunkan apabila dihidrolisis menggunakan basa kuat seperti NaOH atau KOH akan menghasilkan sabun yang tidak lain adalah garam Na-atau K-dari asam lemak. Oleh sebab itu, lemak dan asam lemak merupakan lipid yang dapat disabunkan. Sedangkan contoh lipid yang tidak dapat disabunkan adalah steroid seperti kolesterol. Cara lain penggolongan lipid adalah berdasarkan struktur atau gugus fungsi yang dimilikinya. Pengelompokan lipid paling umum adalah menjadikannya ke dalam 8 golongan yaitu: lemak, asam lemak, lilin, fosfolipid, spingolipid, terpen, steroid, dan lipid kompleks.

        Reaksi uji lipid terdiri dari lima, yaitu: (1) hidrolisis, (2) uji saponifikasi atau uji penyabunan, (3) hidrogenasi, (4) ransid atau tengik, (5) uji urease.


III. ALAT, BAHAN DAN CARA KERJA

1. Alat

a. Erlenmeyer
b. Bejana
c. Tabung reaksi
d. Pengaduk/spatula
e. Pipet tetes
f. Lempeng pemanas listrik

2. Bahan

a. Minyak goreng 2 ml
b. KOH atau NaOH 1 ml

c. Reagen etanol (96%) 20 ml atau alkohol (70%)
d. Air

3. Cara kerja

a. Sebanyak 2 ml minyak goreng dimasukkan ke dalam erlenmeyer.
b. Kemudian KOH sebanyak 1 ml dan reagen etanol sebanyak 20 ml ditambahkan ke dalam erlenmeyer.
c. Erlenmeyer tersebut ditaruh ke dalam air mendidih selama 15 menit, larutkan sambil diaduk.
d. Larutan tersebut kemudian didinginkan dengan cara memasukkannya ke dalam bejana berisi air dingin. Ambil sedikit dari zat padat yang terbentuk dengan batang pengaduk.
e. Zat padat tersebut akan dilarutkan dengan sedikit air di dalam tabung reaksi, lalu kocok dan amati. Larutan di dalam tabung akan berbusa seperti sabun. Hasil ini membuktikan sabun dari hasil reaksi KOH/NaOH dan etanol.


IV. HASIL DAN PENGAMATAN

1. Hasil pengamatan


Uji Saponifikasi PSYCHESOUPE

2. Pembahasan

        Pada praktikum uji saponifikasi ini akan diamati adanya kandungan asam lemak atau minyak pada minyak goreng melalui uji penyabunan dengan pereaksi KOH dan etanol (96%).

        Pada uji saponifikasi, mulanya minyak goreng ditambahkan dengan KOH sebanyak 1 ml dan etanol sebanyak 20 ml, dan setelah dipanaskan dan kembali didinginkan, larutan pun diaduk maka dihasilkanlah busa. Dalam hal ini terbentuknya busa mengindikasikan bahwa pada minyak goreng tersebut mengandung asam lemak atau minyak.

        Dalam uji saponifikasi, apabila suatu asam lemak atau minyak direaksikan atau dihidrolisis dengan basa kuat dan dipanaskan maka akan membentuk sabun dan gliserol. Busa adalah bukti adanya reaksi hidrolisis asam lemak, dengan larutan alkoholis yang berfungsi untuk melarutkan lemak sehingga mudah berikatan dengan basa seperti KOH atau NaOH serta menghasilkan gliserol dan sabun.


V. KESIMPULAN

        Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Berdasarkan percobaan, minyak goreng mengandung asam lemak atau minyak.
b. Reaksi positif ditunjukkan dengan dihasilkannya busa sebagai bukti penyabunan dari hasil reaksi KOH dan etanol.


Daftar Pustaka

Anna Poedjadi. (1994). Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Nelson, D. L and Cox, M.M. (2004). Lehninger: Principles of Biochemistry, 4^th Ed. New York: W. H. Freeman.

Setiadi,  Rahmat, dkk. (2020). Biokimia. Edisi pertama. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Sulistiana, Susi. (2008). Praktikum Biokimia. Jakarta: Universitas Terbuka.

Voet, D. and Voet J.G. (1990). Biochemistry. New York: John Wiley & Sons.

 

2022-02-11

UJI PENENTUAN NILAI ASAM LEMAK

 

💮🧸🌟LAPORAN PRAKTIKUM :
UJI PENENTUAN NILAI ASAM LEMAK


I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

        Lipid khususnya lemak dapat ditemukan berbentuk gumpalan besar. Akan tetapi, lemak tidak digolongkan sebagai makromolekul karena gumpalan lemak bukan merupakan suatu polimer sehingga dipandang tidak memiliki unit monomer.

        Semua lemak dibangun dari asam lemak dan sifat lipid ditentukan oleh struktur asam lemaknya. Sifat tersebut ditentukan oleh panjangnya rantai asam lemak, ada tidaknya ikatan rangkap pada asam lemak, serta jumlah dari ikatan rangkap tersebut. Jumlah atom karbon pada asam lemak yang banyak dijumpai berkisar 16 (disingkat C16) sampai 24 (C24). Struktur kimia dari asam lemak terdiri atas rantai karbon panjang dengan gugus fungsi asam karboksilat pada salah satu ujungnya.

2. Tujuan

a. Menentukan nilai asam lemak dan kadar asam lemak bebas dari margarin baru dan margarin lama.
b. Membuktikan adanya reaksi tengik dari margarin lama.


II. TINJAUAN PUSTAKA

        Asam lemak tidak ditemukan bebas di alam namun terikat sebagai lemak, lilin, fosfolipid, atau lipid lainnya selain terpen dan steroid. Asam lemak memiliki rumus umum R-COOH dengan R- yang merupakan rantai hidrokarbon panjang atau gugus alkil dengan jumlah atom karbon 4 sampai 24. Meski demikian, asam lemak yang banyak dijumpai di alam mempunyai rantai karbon dengan jumlah atom karbon 16 dan 18.

        Berdasar ada tidaknya ikatan rangkap, asam lemak dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: (1) asam lemak jenuh yang tidak mempunyai ikatan rangkap pada rantai hidrokarbonnya dan (2) asam lemak tak jenuh yang mempunyai ikatan rangkap pada rantai hidrokarbonnya. Lipid yang mengandung asam lemak jenuh akan berbentuk padatan, sedangkan yang mengandung asam lemak tak jenuh akan berbentuk zat cair pada suhu ruang. Asam lemak dapat bereaksi dengan basa dan membentuk garam.

        Lemak apabila dibiarkan di udara terbuka akan menimbulkan bau tengik dan rasa tidak sedap, hal ini disebabkan oleh terbentuknya senyawa aldehid yang muncul dari proses oksidasi terhadap ikatan rangkap pada rantai asam lemak.

        Reaksi uji lipid terdiri dari lima, yaitu: (1) hidrolisis, (2) uji saponifikasi atau uji penyabunan, (3) hidrogenasi, (4) ransid atau tengik, (5) uji urease.


III. ALAT, BAHAN DAN CARA KERJA

1. Alat

a. Breaker glass
b. Lempeng pemanas listrik
c. Pengaduk
d. Buret
e. Pipet tetes

2. Bahan

a. Margarin baru (masih tersegel)
b. Margarin lama (sudah terbuka)
c. KOH 0,1 N
d. Eter : alkohol (90%) 25 ml
e. Fenolftalein

3. Cara kerja

a. Margarin baru sebanyak 0,19 gram dan margarin lama sebanyak 0,17 masing-masing dimasukkan ke dalam breaker glass.
b. Kedua breaker glass tersebut diletakkan diatas lempeng pemanas listrik hingga margarin meleleh.
c. Pelarut (eter : alkohol 90% = 1 : 1) ditambahkan sebanyak 25 ml dan diaduk dengan sempurna. Alkohol tersebut berfungsi untuk melarutkan asam lemak.
d. Setelah didinginkan kemudian dititrasi dengan larutan KOH 0,1 N sebanyak 0,1 ml menggunakan indikator fenolftalein (beberapa tetes) sampai berwarna merah jambu.
d. Hasil titrasi pada margarin baru maupun margarin lama di catat.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil pengamatan

Uji Asam Lemak PSYCHESOUPE

2. Pembahasan

        Pada praktikum uji penentuan nilai asam lemak ini akan di uji pada margarin baru (masih tersegel) dan margarin lama (sudah terbuka/lebih tengik) dengan pelarut ester : alkohol = 1 : 1 dan indikator fenolftalein.

        Pada uji penentuan nilai asam lemak, mulanya margarin lama dan margarin baru dilelehkan kemudian ditambahkan dengan pelarut eter : alkohol = 1 : 1  sebanyak 25 ml. Lalu didinginkan dan dititrasi dengan larutan KOH 0,1 ml kemudian diberikan indikator fenolftalein beberapa tetes. Sehingga tercatat hasil titrasi jumlah (volume) KOH yang terpakai pada margarin baru sebanyak 0,7 ml dan pada margarin lama sebanyak 2,45 ml. Kemudian lakukan perhitungan untuk menentukan nilai asam lemak dan kadar asam lemak bebas pada masing-masing sampel margarin.

Perhitungan Nilai Asam Lemak PSYCHESOUPE

        Dalam uji penentuan nilai asam lemak, nilai asam lemak dinyatakan sebagai jumlah (mg) KOH yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat pada 1 gram lemak atau minyak. Kadar tengik suatu lemak ditentukan oleh asam lemak yang terbentuk yang berasal dari hidrolisis minyak/lemak atau karena proses pengolahan yang kurang baik. Semakin tinggi asam lemaknya berarti semakin rendah kualitasnya.


V. KESIMPULAN

        Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Berdasarkan percobaan, margarin baru memiliki nilai asam lemak sebesar 2,080 mg KOH/g margarin dan kadar asam lemak sebesar 1,040%. Sedangkan margarin lama memiliki nilai asam lemak sebesar 8,135 mg KOH/g margarin dan kadar asam lemak sebesar 4,067%.
b. Margarin lama memiliki asam lemak yang lebih tinggi dibanding margarin baru. Hal ini berarti margarin lama lebih tengik dan memiliki kualitas yang lebih rendah.


Daftar Pustaka

Anna Poedjadi. (1994). Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Nelson, D. L and Cox, M.M. (2004). Lehninger: Principles of Biochemistry, 4^th Ed. New York: W. H. Freeman.

Setiadi,  Rahmat, dkk. (2020). Biokimia. Edisi pertama. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Sulistiana, Susi. (2008). Praktikum Biokimia. Jakarta: Universitas Terbuka.

Voet, D. and Voet J.G. (1990). Biochemistry. New York: John Wiley & Sons.

 

2022-02-10

UJI SPESIFIK GULA PEREDUKSI DENGAN UJI FEHLING DAN BENEDICT

 

💮🧸🌟LAPORAN PRAKTIKUM :
UJI SPESIFIK GULA PEREDUKSI DENGAN UJI FEHLING DAN BENEDICT


I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

        Pada proses pencernaan makanan, karbohidrat akan mengalami proses hidrolisis, yang mana hasil akhirnya adalah glukosa, fruktosa, galaktosa dan manosa serta monosakarida lainnya. Senyawa-senyawa ini akan diabsorpsi melalui dinding usus kemudian di bawa ke hati oleh darah.

        Karbohidrat mengalami berbagai proses kimia dalam sel-sel hidup. Proses tersebut memiliki peranan penting dalam tubuh. Reaksi-reaksi kimia yang terjadi dalam sel ini tidak berdiri sendiri, akan tetapi saling berhubungan dan mempengaruhi. Misalnya apabila terdapat banyak glukosa yang teroksidasi untuk memproduksi energi, maka glikogen dalam hati mengalami proses hidrolisis untuk membentuk glukosa.

2. Tujuan

a. Membuktikan adanya sifat mereduksi dari karbohidrat.

b. Mengetahui adanya kandungan monosakarida dalam laktosa, glukosa, fruktosa, sukrosa, kanji, sirup dan madu dengan uji fehling dan uji benedict.


II. TINJAUAN PUSTAKA

        Karbohidrat atau disebut juga dengan sakarida adalah polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton, atau senyawa yang dihidrolisis dari keduanya, dengan karbon, hidrogen dan oksigen sebagai unsur utama penyusunnya. Dapar disimpulkan bahwa dalam senyawa yang termasuk karbohidrat terdapat gugus fungsi, yakni gugus -OH, gugus aldehida atau gugus keton.

        Dalam bahan makanan, karbohidrat terdiri dari tiga golongan utama berdasarkan monomer penyusunnya, yaitu monosakarida (karbohidrat yang paling sederhana), oligosakarida (dua monosakarida yang saling berhubungan) dan polisakarida (terdiri dari banyak monosakarida).

        Adapun fungsi karbohidrat sebagai sumber energi yang utama bagi tubuh, sumber energi yang utama bagi otak serta susunan syaraf, pengatur metabolisme lemak, penghemat fungsi protein, simpanan karbohidrat sebagai glikogen dan pengatur peristaltik usus serta pemberi muatan pada sisa makanan.

        Reaksi uji karbohidrat terdiri dari empat, yaitu: (1) uji molisch, (2) uji benedict, (3) uji fehling dan (4) hidrolisis pati.


III. ALAT, BAHAN DAN CARA KERJA

1. Alat

a. Tabung reaksi
b. Beaker glass
c. Pipet tetes
d. Pengaduk/spatula
e. Lempeng pemanas bahan kimia (kompor/hot plate)

2. Bahan

a. Laktosa 4 ml
b. Glukosa 4 ml
c. Fruktosa 4 ml
d. Sukrosa 4 ml
e. Kanji 4 ml
f. Madu 4 ml
g. Sirup 4 ml
h. Pereaksi Fehling 8 ml
i. Pereaksi Benedict 8 ml

3. Cara Kerja

a. Uji Fehling

1) Beberapa tabung reaksi yang bersih dan kering disiapkan.
2) Masing-masing 2 ml karbohidrat: laktosa, glukosa, fruktosa, sukrosa, kanji, madu dan sirup dimasukkan ke dalam tabung-tabung reaksi dan beri label.
3) Ke dalam setiap tabung ditambahkan 1 ml pereaksi Fehling, lalu aduk rata menggunakan pengaduk/spatula.
4) Tabung-tabung reaksi ini ditempatkan ke dalam breaker glass yang berisi air mendidih dan panaskan.
5) Perubahan yang terjadi diamati dan di catat hasil pengamatannya.

b. Uji Benedict

1) Beberapa tabung reaksi yang bersih dan kering disiapkan.
2) Masing-masing 2 ml karbohidrat: laktosa, glukosa, fruktosa, sukrosa, kanji, madu dan sirup dimasukkan ke dalam tabung-tabung reaksi dan beri label.
3) Ke dalam setiap tabung tambahkan 1 ml pereaksi Benedict, lalu aduk rata menggunakan pengaduk/spatula.
4) Tabung-tabung reaksi ini ditempatkan di dalam breaker glass yang berisi air mendidih dan panaskan.
5) Perubahan yang terjadi diamati dan catat hasil pengamatannya.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Pengamatan

Uji Fehling dan Uji Benedict PSYCHESOUPE

2. Pembahasan

        Pada praktikum uji spesifik gula pereduksi ini akan diamati adanya gula pereduksi atau monosakarida pada laktosa, glukosa, fruktosa, sukrosa, kanji, sirup dan madu melalui uji fehling dan benedict.

        Pada uji spesifik gula pereduksi, mulanya larutan glukosa berwarna berwarna bening kemudian ketika ditambahkan dengan pereaksi fehling sebanyak 1 ml dan setelah dipanaskan larutan berubah menjadi berwarna oranye serta terbentuk endapan. Hasil yang sama pun didapatkan dengan penambahan pereaksi benedict sebanyak 1ml. Dalam hal ini terbentuknya warna oranye mengindikasikan bahwa pada larutan laktosa tersebut mengandung gula pereduksi atau monosakarida. Selain itu terbentuknya endapan menunjukkan kandungan monosakarida yang tinggi.

        Sama halnya pada pengujian fehling larutan laktosa, fruktosa, madu dan sirup yang sama-sama menghasilkan warna oranye atau oranye kekuningan serta membentuk endapan dan ini menunjukkan adanya kandungan monosakarida. Namun pada pada pengujian kanji dan sukrosa dihasilkan warna biru muda, dapat diartikan bahwa kanji dan sukrosa tidak mengandung monosakarida.

        Sedangkan pada pengujian benedict larutan laktosa, fruktosa, madu dan sirup yang sama-sama menghasilkan warna oranye atau oranye terang serta membentuk endapan dan ini menunjukkan adanya kandungan monosakarida. Namun pada pada pengujian kanji dan sukrosa lagi-lagi dihasilkan warna biru muda, dapat diartikan bahwa kanji dan sukrosa tidak mengandung monosakarida.

        Dalam uji spesifik gula pereduksi, apabila suatu gula pereduksi direaksikan dengan pereaksi fehling ataupun benedict, maka akan menghasilkan suatu endapan serta perubahan warna produk menjadi merah bata, hijau sampai kuning.


V. KESIMPULAN

        Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Berdasarkan percobaan, larutan laktosa, glukosa, fruktosa, madu dan sirup mengandung gula pereduksi atau monosakarida. Sedangkan sukrosa dan kanji bukan termasuk monosakarida.
b. Reaksi positif ditunjukkan dengan adanya perubahan warna pada larutan sampel menjadi oranye, oranye kecoklatan maupun oranye kekuningan. Sedangkan reaksi negatif ditunjukkan dengan adanya perubahan warna larutan sampel menjadi biru muda.
c. Kadar gula pereduksi atau monosakarida yang paling tinggi ke terendah adalah larutan laktosa bersama glukosa dan fruktosa, kemudian madu dengan sirup dan diurutan terakhir adalah sukrosa dengan kanji.


Daftar Pustaka

Muchtadi, D., N.S Palupi, dan M. Astawan. (1993). Metabolisme Zat Gizi: Sumber, Fungsi dan Kebutuhan bagi Tubuh Manusia. Jilid 1. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. 

Poedjiadi, Anna dan Supriyanti, Titin. (1997). Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI Press. 

Setiadi,  Rahmat, dkk. (2020). Biokimia. Edisi pertama. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Sulistiana, Susi. (2008). Praktikum Biokimia. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wirahadikusumah. M. (1981). Biokimia Protein, Enzim dan Asam Nukleat.


 

STRUKTUR BIJI KACANG HIJAU

  🐰🍒🥦 STUDI : BIJI KACANG HIJAU (EMBRIOLOGI TUMBUHAN)     Pembelajaran ini bertujuan untuk: (1) mengamati dan mengetahui struktur dari b...