Tampilkan postingan dengan label uji fehling. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label uji fehling. Tampilkan semua postingan

2022-02-10

UJI SPESIFIK GULA PEREDUKSI DENGAN UJI FEHLING DAN BENEDICT

 

💮🧸🌟LAPORAN PRAKTIKUM :
UJI SPESIFIK GULA PEREDUKSI DENGAN UJI FEHLING DAN BENEDICT


I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

        Pada proses pencernaan makanan, karbohidrat akan mengalami proses hidrolisis, yang mana hasil akhirnya adalah glukosa, fruktosa, galaktosa dan manosa serta monosakarida lainnya. Senyawa-senyawa ini akan diabsorpsi melalui dinding usus kemudian di bawa ke hati oleh darah.

        Karbohidrat mengalami berbagai proses kimia dalam sel-sel hidup. Proses tersebut memiliki peranan penting dalam tubuh. Reaksi-reaksi kimia yang terjadi dalam sel ini tidak berdiri sendiri, akan tetapi saling berhubungan dan mempengaruhi. Misalnya apabila terdapat banyak glukosa yang teroksidasi untuk memproduksi energi, maka glikogen dalam hati mengalami proses hidrolisis untuk membentuk glukosa.

2. Tujuan

a. Membuktikan adanya sifat mereduksi dari karbohidrat.

b. Mengetahui adanya kandungan monosakarida dalam laktosa, glukosa, fruktosa, sukrosa, kanji, sirup dan madu dengan uji fehling dan uji benedict.


II. TINJAUAN PUSTAKA

        Karbohidrat atau disebut juga dengan sakarida adalah polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton, atau senyawa yang dihidrolisis dari keduanya, dengan karbon, hidrogen dan oksigen sebagai unsur utama penyusunnya. Dapar disimpulkan bahwa dalam senyawa yang termasuk karbohidrat terdapat gugus fungsi, yakni gugus -OH, gugus aldehida atau gugus keton.

        Dalam bahan makanan, karbohidrat terdiri dari tiga golongan utama berdasarkan monomer penyusunnya, yaitu monosakarida (karbohidrat yang paling sederhana), oligosakarida (dua monosakarida yang saling berhubungan) dan polisakarida (terdiri dari banyak monosakarida).

        Adapun fungsi karbohidrat sebagai sumber energi yang utama bagi tubuh, sumber energi yang utama bagi otak serta susunan syaraf, pengatur metabolisme lemak, penghemat fungsi protein, simpanan karbohidrat sebagai glikogen dan pengatur peristaltik usus serta pemberi muatan pada sisa makanan.

        Reaksi uji karbohidrat terdiri dari empat, yaitu: (1) uji molisch, (2) uji benedict, (3) uji fehling dan (4) hidrolisis pati.


III. ALAT, BAHAN DAN CARA KERJA

1. Alat

a. Tabung reaksi
b. Beaker glass
c. Pipet tetes
d. Pengaduk/spatula
e. Lempeng pemanas bahan kimia (kompor/hot plate)

2. Bahan

a. Laktosa 4 ml
b. Glukosa 4 ml
c. Fruktosa 4 ml
d. Sukrosa 4 ml
e. Kanji 4 ml
f. Madu 4 ml
g. Sirup 4 ml
h. Pereaksi Fehling 8 ml
i. Pereaksi Benedict 8 ml

3. Cara Kerja

a. Uji Fehling

1) Beberapa tabung reaksi yang bersih dan kering disiapkan.
2) Masing-masing 2 ml karbohidrat: laktosa, glukosa, fruktosa, sukrosa, kanji, madu dan sirup dimasukkan ke dalam tabung-tabung reaksi dan beri label.
3) Ke dalam setiap tabung ditambahkan 1 ml pereaksi Fehling, lalu aduk rata menggunakan pengaduk/spatula.
4) Tabung-tabung reaksi ini ditempatkan ke dalam breaker glass yang berisi air mendidih dan panaskan.
5) Perubahan yang terjadi diamati dan di catat hasil pengamatannya.

b. Uji Benedict

1) Beberapa tabung reaksi yang bersih dan kering disiapkan.
2) Masing-masing 2 ml karbohidrat: laktosa, glukosa, fruktosa, sukrosa, kanji, madu dan sirup dimasukkan ke dalam tabung-tabung reaksi dan beri label.
3) Ke dalam setiap tabung tambahkan 1 ml pereaksi Benedict, lalu aduk rata menggunakan pengaduk/spatula.
4) Tabung-tabung reaksi ini ditempatkan di dalam breaker glass yang berisi air mendidih dan panaskan.
5) Perubahan yang terjadi diamati dan catat hasil pengamatannya.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Pengamatan

Uji Fehling dan Uji Benedict PSYCHESOUPE

2. Pembahasan

        Pada praktikum uji spesifik gula pereduksi ini akan diamati adanya gula pereduksi atau monosakarida pada laktosa, glukosa, fruktosa, sukrosa, kanji, sirup dan madu melalui uji fehling dan benedict.

        Pada uji spesifik gula pereduksi, mulanya larutan glukosa berwarna berwarna bening kemudian ketika ditambahkan dengan pereaksi fehling sebanyak 1 ml dan setelah dipanaskan larutan berubah menjadi berwarna oranye serta terbentuk endapan. Hasil yang sama pun didapatkan dengan penambahan pereaksi benedict sebanyak 1ml. Dalam hal ini terbentuknya warna oranye mengindikasikan bahwa pada larutan laktosa tersebut mengandung gula pereduksi atau monosakarida. Selain itu terbentuknya endapan menunjukkan kandungan monosakarida yang tinggi.

        Sama halnya pada pengujian fehling larutan laktosa, fruktosa, madu dan sirup yang sama-sama menghasilkan warna oranye atau oranye kekuningan serta membentuk endapan dan ini menunjukkan adanya kandungan monosakarida. Namun pada pada pengujian kanji dan sukrosa dihasilkan warna biru muda, dapat diartikan bahwa kanji dan sukrosa tidak mengandung monosakarida.

        Sedangkan pada pengujian benedict larutan laktosa, fruktosa, madu dan sirup yang sama-sama menghasilkan warna oranye atau oranye terang serta membentuk endapan dan ini menunjukkan adanya kandungan monosakarida. Namun pada pada pengujian kanji dan sukrosa lagi-lagi dihasilkan warna biru muda, dapat diartikan bahwa kanji dan sukrosa tidak mengandung monosakarida.

        Dalam uji spesifik gula pereduksi, apabila suatu gula pereduksi direaksikan dengan pereaksi fehling ataupun benedict, maka akan menghasilkan suatu endapan serta perubahan warna produk menjadi merah bata, hijau sampai kuning.


V. KESIMPULAN

        Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Berdasarkan percobaan, larutan laktosa, glukosa, fruktosa, madu dan sirup mengandung gula pereduksi atau monosakarida. Sedangkan sukrosa dan kanji bukan termasuk monosakarida.
b. Reaksi positif ditunjukkan dengan adanya perubahan warna pada larutan sampel menjadi oranye, oranye kecoklatan maupun oranye kekuningan. Sedangkan reaksi negatif ditunjukkan dengan adanya perubahan warna larutan sampel menjadi biru muda.
c. Kadar gula pereduksi atau monosakarida yang paling tinggi ke terendah adalah larutan laktosa bersama glukosa dan fruktosa, kemudian madu dengan sirup dan diurutan terakhir adalah sukrosa dengan kanji.


Daftar Pustaka

Muchtadi, D., N.S Palupi, dan M. Astawan. (1993). Metabolisme Zat Gizi: Sumber, Fungsi dan Kebutuhan bagi Tubuh Manusia. Jilid 1. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. 

Poedjiadi, Anna dan Supriyanti, Titin. (1997). Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI Press. 

Setiadi,  Rahmat, dkk. (2020). Biokimia. Edisi pertama. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Sulistiana, Susi. (2008). Praktikum Biokimia. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wirahadikusumah. M. (1981). Biokimia Protein, Enzim dan Asam Nukleat.


 

STRUKTUR BIJI KACANG HIJAU

  🐰🍒🥦 STUDI : BIJI KACANG HIJAU (EMBRIOLOGI TUMBUHAN)     Pembelajaran ini bertujuan untuk: (1) mengamati dan mengetahui struktur dari b...