🐏🎀🍀 LAPORAN PRAKTIKUM :
REPRODUKSI JANTAN DAN BETINA PADA TUMBUHAN
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Proses reproduksi yang terjadi pada bunga terdapat pada dua bagian sporofit tumbuhan, yakni kepala sari (anther) dan bakal biji (ovulum). Pada anthera (kepala sari) terjadi proses pembentukan mikrospora secara meiosis dan disebut dengan mikrosporogenesis. Proses tersebut kemudian diikuti dengan pembelahan mitosis (mikrogametogenesis) untuk pembentukan gametofit jantan atau polen. Gametofit jantan menghasilkan gamet jantan atau sperma. Anther umumnya mengandung empat buah kantung polen berpasangan pada dua teka yang dihubungkan dengan konektivum.
Proses pembentukan gamet betina berjalan di dalam bakal biji, yang diawali oleh proses megasporogenesis (melalui pembelahan meiosis) untuk menghasilkan megaspora dan kemudian diikuti dengan beberapa kali pembelahan mitosis (megagametogenesis) untuk membentuk gametofit betina atau kantung embrio.
Struktur dari akal biji terdiri atas nuselus yang dikelilingi oleh satu atau dua buah integumen serta terdapat pula tangkai bakal biji atau funikulus yang menghubungkan bakal biji tersebut dengan plasenta. Integumen akan membentuk pori kecil yang dinamakan mikropil. Tempat integumen bersatu dengan funikulus disebut dengan kalaza.
2. Tujuan
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pada tumbuhan, sebelum terjadi proses pembuahan (fertilisasi) , maka lebih dahulu terjadi proses penyerbukan/persarian (polinasi ). Pada tumbuhan biji tertutup (Angiospermae), penyerbukan merupakan peristiwa jatuh dan melekatnya serbuk sari pada kepala putik. Sementara pada tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae), penyerbukan merupakan proses melekatnya serbuk sari langsung pada bakal biji. Tumbuhan berumah satu adalah tumbuhan yang memiliki alat kelamin jantan dan betina dalam satu tumbuhan (Aryulina 2007 : 36).
Pada umumnya, siklus reproduksi dari kelompok Angiospermae melibatkan fase sporofit dan gametofit. Pada fase sporofit, terjadi proses pertumbuhan organ-organ tumbuhan yang utama seperti akar, batang, dan daun. Kemudian memasuki fase gametofit, akan terjadi morfogenesis bunga yang diinduksi oleh keadaan internal dan eksternal tumbuhan. Struktur reproduksi seperti bunga akan menghasilkan mikrospora atau makrospora. Selanjutnya, dalam fase gametofit pada angiospermae dapat dikaji dari makrospora dan mikrosporanya. Pada gamet jantan (mikrospora) terdapat dua inti haploid dan selanjutnya akan berkembang menjadi inti yang akan bergabung dengan sel telur atau membuat tabung polen. Sementara, pada gametofit betina, di dalam megaspora terdapat delapan inti sel: dua inti polar, tiga inti antipodal, dua inti sinergid, dan satu inti sel telur (Reece et al., 2014).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
1. Alat dan Bahan
a. Preparat anthera dari tumbuhan lilium
b. Mikroskop atau loupe
c. Silet
d. Pinset
e. Jarum jara
2. Tahapan kerja
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan
2. Pembahasan
Praktikum reproduksi jantan dan betina pada tumbuhan bertujuan untuk mempelajari perkembangan polen dan proses mikrosporogenesis berserta mikrogametogenesis maupun megasporogenesis beserta megagametogenesis. Bahan yang digunakan preparat anthera dari tumbuhan Lilium sp.
V. KESIMPULAN
Proses reproduksi pada tumbuhan dibagi menjadi dua, yakni reproduksi jantan yang disebut dengan mikrosporogenesis dan mikrogametogenesis, serta reproduksi betina yang disebut dengan megasporogenesis dan megagametogenesis.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan, yakni pengamatan proses reproduksi jantan maupun betina pada preparat anthera dari tumbuhan Lilium telah diketahui bahwa pada proses mikrosporogenesis dilakukan dengan secara meiosis untuk menghasilkan mikrospora dan mikrogametogenesis dilakukan secara mitosis untuk menghasilkan gametofit jantan. Sementara, proses megasporogenesis dilakukan secara meiosis untuk menghasilkan megaspora dan megagametogenesis dilakukan secara meiosis kemudian diikuti dengan tiga kali pembelahan mitosis untuk menghasilkan gametofit betina.
Daftar Pustaka
Aryulina, Diah. (2007). Biologi SMA dan MA untuk Kelas XI. Jakarta: Esis.Bhojwani, S.S. and S.P. Bhatnagar. (1978). The Embriology of Angiosperm. New Delhi: Vikas Publishing House Ltd.Iriawati; Suradinata, Tatang; Faisal, Ahmad. (2016). Praktikum Embriologi Tumbuhan. Edisi kedua. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.Iriawati; Suradinata, Tatang; Wardhini, Trimurti. (2014). Embriologi Tumbuhan. Edisi kedua. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.Johri, B. M (ed). (1984). Embriology of Angiosperm. New York: Mc. Graw Hill Books Company.Reece, Jane B., Wasserman, Steven A., Urry, Lisa A., Minorsky, Peter V., Cain, Michael L., Jackson, Robert B. (2014). Campbell Biology. Tenth Edition. Boston: Pearson Eduation Inc.