Tampilkan postingan dengan label Phaeophyta. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Phaeophyta. Tampilkan semua postingan

2022-02-16

TAKSONOMI TUMBUHAN RENDAH - ALGA

 ðŸŒžðŸ„🌈 LAPORAN PRAKTIKUM : 
ALGA 


I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

    Alga adalah organisme yang dapat melakukan proses fotosintesis, alga mempunyai klorofil a yang berfungsi sebagai pigmen fotosintesis yang utama. Alga dapat merupakan organisme prokariota maupun eukariota. Alga prokariota meliputi divisi Cyanophyta atau yang disebut dengan nama umum alga hijau-biru. Berdasarkan oleh sistem klasifikasi yang mengelompokkan organisme menjadi lima dunia (kingdom), alga prokariota dikelompokkan bersama organisme prokariota lainnya yakni bacteria dan arkhaea ke dalam dunia Monera, sehingga kelompok alga ini dinamakan dengan cyanobacteria. Sementara itu, alga eukariota dimasukkan ke dalam dunia Protista dan dikelompokkan menjadi beberapa divisi, sebagai contoh antara lain, yakni Chlorophyta (alga hijau), Phaeophyta (alga coklat) dan Rhodophyta (alga merah). 

    Alga melakukan reproduksi baik secara seksual maupun aseksual dengan alat reproduksi yang sederhana, yaitu terdiri dari satu sel tanpa sel-sel steril yang menyelubunginya. Jika alat tersebut terdiri dari banyak sel, maka semua sel merupakan sel-sel fertil. Namun demikian, alga memiliki keanekaragaman morfologi dan ukuran tubuh yang menarik perhatian, yaitu dari tubuh yang uniselular dengan ukuran hanya beberapa Ξm sampai tubuh yang menyerupai tumbuhan tingkat tinggi dengan ukuran panjang mencapai 60-75 m. Persebaran alga terdapat pada hampir di seluruh permukaan bumi, alga dapat hidup di permukaan tanah, dan di dalam tanah yang basah atau lembab, di perairan air tawar, laut, payau, dan di sumber-sumber air panas, bahkan di atas salju pun ditemukan alga. 

2. Tujuan

Mempelajari jenis Algae Chlorophyta, Phaeophyta dan Rhodophyta. 


II. TINJAUAN PUSTAKA 

    Linnaeus membagi tumbuhan menjadi 25 kelas, antara lain Cryptogamae yang selanjutnya dibagi lagi menjadi bangsa-bangsa Alga, Fungi, Musci, dan Filices. Sedangkan, De Jussieu membagi tumbuhan menjadi 3 golongan utama, yaitu Acotyledoneae, Monocotyledoneae, dan Dicotyledoneae. Acotyledoneae pun dinyatakan identik dengan Cryptogamae. Setelah teori evolusi diumumkan, kemudian sistem klasifikasi disusun menurut deretan yang paling primitif ke yang paling kompleks. Selanjutnya, Cryptogamae dibagi menjadi Thallophyta, Bryophyta, dan Pteridophyta. Namun setelah Thallophyta divalidasi, Alga dan Fungi berada pada divisi yang berbeda. 

    Fritsch menyatakan organisme yang tergolong alga harus bersifat holofitik. Smith menyatakan bahwa ciri-ciri alga yaitu memiliki organ seksual yang umumnya terdiri dari satu sel, kalau banyak sel, sel-sel tersebut akan fertil. Sementara, para pakar Protozologi memasukkan organisme uniseluler, berflagela dan berklorofil dalam Mastigophora filum Protozoa.

    Klasifikasi alga ke dalam divisi-divisinya telah didasarkan pada kriteria, yaitu; pigmentasi dari sel vegetatif, dalam hal ini adalah macam pigmen yang terkandung dalam plastida; hasil fotosintesis dan cadangan makanan; flagelasi, meliputi jumlah serta letak dan morfologi dari flagela; sifat-sifat kimia dan fisika dari dinding sel; dan struktur sel, yaitu ada atau tidak adanya inti sejati. Atas dasar kriteria yang tertera diatas, Smith (1955) membagi alga menjadi 7 divisi yaitu: Chlorophyta, Euglenophyta, Pyrrophyita, Chrysophyta, Phaeophyta, Rhodophyta, dan Cyanophyta. Seperti telah diketahui bahwa pembagian organisme kini tidak lagi dibagi hanya dengan golongan hewan dan tumbuhan, namun kini organisme dibagi menjadi lima golongan besar (kingdom), yaitu Monera, Protista, Fungi, Animalia, dan Plantae. 

    Dalam hal ini, menurut Weisz dan Keogh (1982) divisi Pyrrophyta, Euglenophyta, dan Chrysophyta termasuk dalam kelompok Protista, sementara Chlorophyta, Phaeophyta, dan Rhodophyta termasuk golongan Plantae, dan Cyanophyta merupakan organisme Prokaryotik yang disebut juga Cyanobacteria dan dikelompokkan ke dalam Monera bersama dengan bacteria.


III. METODOLOGI PELAKSANAAN

1. Alat

a. Alat untuk mengambil sampel berupa pisau, sekop, cangkul, pukul besi, jala plankton, mikropipet.
b. Alat untuk membawa sampel berupa ember ukuran sedang, kantong plastik, botol koleksi.
c. Alat untuk pengamatan berupa mikroskop stereo.
d. Label identitas sampel.

2. Bahan

a. Media kultur berupa air, tanah kebun dan kalsium karbonat.

3. Metodologi Praktikum

A) Metode Pengambilan Alga Makroskopik

a. Tempat pengambilan sampel ditentukan sesuai petunjuk instruktur, seperti tepi pantai laut yang memiliki banyak keanekaragaman tumbuhan alga.
b. Pengambilan sampel alga dilakukan ketika permukaan air pantai surut panjang atau maksimal.
c. Pengambilan sampel alga dari substratnya berdasarkan sifat-sifat morfologi dan warna talus dan dilakukan dengan bantuan alat seperti pisau, pukul besi, dan lain-lain.
d. Setiap jenis sampel alga yang telah diambil dimasukkan ke dalam ember plastik ukuran sedang atau kantong-kantong plastik serta dikelompokkan sesuai dengan jenis spesimennya.
e. Setiap jenis sampel kemudian diberi label yang berisi: nomor sampel, tanggal pengambilan sampel, nama kolektor, lokasi, habitat, dan nama daerah.


B) Metode Pengambilan Alga Mikroskopik

a. Tempat pengambilan sampel ditentukan sesuai petunjuk instruktur, seperti danau, kolam ikan atau sungai yang memiliki arus.
b. Pengambilan sampel alga dengan cara menyisir pada permukaan air menggunakan jalan plankton yang berbentuk corong. Penyisiran atau pengambilan sampel dilakukan sampai lebih dari sepuluh kali.
c. Sampel alga yang didapat kemudian dimasukkan ke dalam botol-botol koleksi (50 ml) dan dibawa ke laboratorium.
d. Media kultur alga dipersiapkan dengan metode tanah-air dari Pringsheim, yaitu dengan mempersiapkan botol-botol kultur (bermulut lebar) yang diisi dengan 1 sendok teh kalsium karbonat, setengah bagian tanah kebun dan air sungai. Lalu, botol ditutup dengan kain kasa atau sumbat botol, dan selanjutnya akan disterilkan.
e. Sampel alga yang didapat dari lapangan diamati di bawah mikroskop stereo, jenis sampel alga yang dikehendaki diambil dengan menggunakan mikropipet dan ditempatkan dalam botol media kultur alga.
f. Setelah itu, setiap jenis sampel diberi label yang berisi: nomor sampel, tanggal pengambilan sampel, nama kolektor, lokasi, habitat, dan nama daerah.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Pengamatan 

Alga PSYCHESOUPE

Alga II PSYCHESOUPE

Alga III PSYCHESOUPE

2. Pembahasan

    Praktikum Alga bertujuan untuk mengetahui perbedaan dari ciri-ciri Alga Chlorophyta, Phaeophyta dan Rhodophyta dengan pengamatan yang dilakukan pada berbagai contoh Alga dengan menggunakan alat mikroskop stereo. 

    Chlorophyta dibagi menjadi dua kelas, yakni chloropyceae dan charophyceae. Chlorophyta mempunyai pigmen yang terdiri atas klorofil a dan b, santofil, dan B karoten, klorofil terdapat dalam jumlah yang banyak sehingga ganggang ini berwarna hijau rumput. Hasil fotosintesis berupa amilum dan tersimpan dalam kloroplas. Kloroplas berjumlah satu atau lebih; berbentuk mangkuk, bintang, lensa, bulat, pita, spiral dsb. Sel berinti sejati, satu atau lebih. Sementara sel kembara mempunyai dua atau empat flagela sama panjang, bertipe whiplash. Dinding selnya mengandung selulosa dan mempunyai bentuk talus/struktur vegetatif. Reproduksi seksual pada Chlorophyta dilakukan dengan secara isogami, anisogami atau oogami. Sedangkan reproduksi aseksual dengan membentuk zoospora, aplanospora, hipnospora, autospora. Sementara reproduksi vegetatif dengan fragmentasi talusnya. 

    Divisi Phaeophyta hanya terdiri atas satu kelas, yaitu Phaeophyceae. Phaeophyceae memiliki ciri-ciri tubuh yakni selalu berupa talus multiseluler yang berbentuk filamen, lembaran atau menyerupai semak/pohon yang dapat mencapai beberapa puluh meter, terutama pada jenis-jenis yang hidup di lautan daerah beriklim dingin. Set vegetatif mengandung kloroplas berbentuk bulat, bulat panjang, seperti pita; mengandung klorofil a dan klorofil c serta beberapa santofil misalnya fukosantin. Cadangan makanan berupa laminarin dan manitol. Dinding sel mengandung selulosa dan asam alginat. Phaeophyceae mempunyai sel reproduksi yang motil baik zoospora ataupun zoogamet berflagela dua buah, tidak sama panjang dan terletak di bagian lateral dari sel, bertipe whiplash dan tinsel. Reproduksi aseksual pada Phaeophyceae dilakukan dengan pembentukan zoospora atau aplanospora, sementara reproduksi seksual dilakukan secara isogami, anisogami atau oogami. Jenis-jenis dari bangsa-bangsa dalam Phaeophyceae mempunyai daur hidup dengan pergantian keturunan, kecuali jenis-jenis dari bangsa Fucales. Ada tiga tipe pergantian keturunan, yaitu: isomorfik (Dictyota sp.), heteromorfik (Laminaria sp.), dan diplontik (Sargassum sp.)

    Sama halnya dengan Phaeophyta, divisi Rhodophyta hanya mempunyai satu kelas, yaitu Rhodophyceae. Sel Alga Rhodophyceae mempunyai dinding yang terdiri atas selulosa dan agar atau karagenan. Rhodophyceae tidak pernah menghasilkan sel-sel berflagela. Rhodophyceae mempunyai berbagai pigmen, yakni klorofil yang terdiri atas klorofil a dan d, fikobilin yang terdiri dari fikoeritrin dan fikosianin dan sering disebut pigmen aksesoris, B - karoten yang dapat ditemui dalam plastisida. Cadangan makanan berupa tepung floridea dan terdapat di luar kloroplas. Talus hampir semuanya multiseluler, hanya dua marga saja yang uniseluler. Talus yang multiseluler berbentuk filamen silinder ataupun helaian. Pada dasarnya talus yang multiseluler, terutama yang tinggi tingkatannya terdiri atas filamen-filamen yang bercabang-cabang dan letaknya sedemikian rupa sehingga membentuk talus yang pseudoparenkimatik. Talus umumnya melekat pada substrat dengan perantaraan alat pelekat. Pada Rhodophyta yang tinggi tingkatannya ada dua tipe talus,  yakni monoaksial dan multiaksial. Reproduksi secara vegetatif dilakukan dengan fragmentasi dan Rhodopyceae dapat membentuk bermacam-macam spora, karpospora (spora seksual), spora netral, monospora, tetraspora, bispora, dan polispora.


V. KESIMPULAN

   Berdasarkan kandungan pigmen yang dominannya, pada umumnya alga terbagi menjadi 5 kelas, yaitu; 1) kelas Cyanophycea yakni Alga biru dengan kandungan pigmen fikosianin, 2) Chlorophyceae yakni Alga hijau dengan kandungan pigmen klorofil, 3) kelas Chrysophyceae yakni Alga keemasan dengan kandungan pigmen xantofil, 4) Kelas Phaeophyceae yakni Alga Coklat/ perang dengan kandungan pigmen fikosantin, 5) Kelas Rhodophyceae yakni Alga merah dengan kandungan pigmen fikoeritin. Sementara, urutan dari alga paling primitif hingga paling maju adalah Cyanophyceae, Cyanophyceae, Chlorophyceae, Chrysophyceae, Phaeophyceae, dan Rhodophyceae.

    Berdasarkan pengamatan pada praktikum yang telah dilakukan mengenai alga Chlorophyta, Phaeophyta dan Rhodophyta telah diketahui bahwa: spesimen Ulva lactuca, Caulerpa racemosa, Caulerpa lentillifera, Halimeda discoidea, Halimeda incrassata, dan Chaetomorpha sp. adalah termasuk alga Chlorophyta;  spesimen Padina australis, Turbinaria ornata, dan Sargassum sp. adalah termasuk alga Phaeophyta; sedangkan spesimen Gracitaria arcuata, Euchema denticulatum, Gelisiopsis intricata, dan Gigartina sp. adalah termasuk alga Rhodophyta. 


Daftar Pustaka

Dawson, E.Y. (1958). How to Know Seaweeds. WMC. Brownies Company Publishers. 

Gupta, T. S. (1981). Textbook of Alga. New Delhi: Oxford & IBH Publishing Co. 

Sabbithah, S. dan Untari. L. F. (2008). Buku Petunjuk Praktikum Fikologi. Laboratorium Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: Fakultas Biologi UGM. 

Smith, G.M. (1995). Cryptogamic Botany, Vol. 1, Alga & Fungi. Tokyo: MC. Graw-Hill Book Company. 

Sujadmiko, H. (2007). Bahan Ajar Mata Kuliah Biologi. Yogyakarta: Fakultas Biologi UGM. 

Sujadmiko, H. (2003). Buku Petunjuk Praktikum Briologi. Yogyakarta: Fakultas Biologi UGM. 

Sujadmiko,  Heri, dkk. (2015). Praktikum Taksonomi Tumbuhan Rendah. Edisi kedua. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Sujadmiko,  Heri; Sulastri, Sri dan Sabbithah, Susarsi. (2015). Taksonomi Tumbuhan Rendah. Edisi kedua. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka. 


STRUKTUR BIJI KACANG HIJAU

  🐰🍒ðŸĨĶ STUDI : BIJI KACANG HIJAU (EMBRIOLOGI TUMBUHAN)     Pembelajaran ini bertujuan untuk: (1) mengamati dan mengetahui struktur dari b...