Tampilkan postingan dengan label laporan praktikum pematangan buah dengan perlakuan etril. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label laporan praktikum pematangan buah dengan perlakuan etril. Tampilkan semua postingan

2022-02-25

FISIOLOGI TUMBUHAN - PEMATANGAN BUAH DENGAN ETRIL

 

🍑✒️✨ LAPORAN PRAKTIKUM :
PEMATANGAN BUAH

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

    Etilen adalah fitohormon yang berupa senyawa karbon sederhana yang tidak jenuh, dengan rumus kimia CH2=CH2. Dalam keadaan normal etilen akan berbentuk gas. Gas etilen dibentuk dari hasil pembakaran yang tidak sempurna dari senyawa yang kaya akan ikatan karbon, seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam. Gas etilen akan dilepaskan oleh tanaman ke udara. Etilen diproduksi oleh seluruh tumbuhan tingkat tinggi, seperti daun, batang, akar, bunga, buah, tuber dan seedling. Buah merupakan sumber utama etilen.

    Bahan dasar etilen adalah metionin, yang kemudian akan diubah menjadi etilen dalam suatu sistem yang terdiri dari Cu++ dan asam askorbat. Kemudian atom  1 dari metionin akan diubah menjadi CO2, sedangkan atom C2 menjadi asam formik dan atom C3-C4 menjadi etilen. Kunci dari biosintesis etilen adalah adanya (1-aminosikloropropan 1-asam karboksilat) ACC sintetase. Sintesis ACC bertambah dengan adanya auksin, khususnya IAA dan sitokinin. Akan tetapi, ACC sintetase dihambat oleh adanya ABA.

2. Tujuan

a. Menentukan besarnya konsentrasi etilen dalam memacu pematangan buah.
b. Membandingkan kecepatan pematangan dua macam buah dengan perlakuan etril.

II. TINJAUAN PUSTAKA

   Morgan dan Hall menyatakan bahwa konsentrasi auksin yang tinggi akan mempengaruhi pembentukan etilen. Sedangkan adanya inhibitor RNA atau sintesis protein akan dapat menghalangi pembentukan etilen. Dengan demikian auksin yang mempunyai konsentrasi rendah akan merangsang pembentukan etilen tanpa sintesis protein, sedangkan yang memiliki konsentrasi tinggi dapat merangsang pembentukan etilen melalui induksi sintesis RNA dan protein.

    Guttenberg dan Steinmetz berpendapat bahwa etilen mampu menghilangkan aktivitas auksin sebab etilen dapat merusak polaritas sel dan transpor. Akibatnya, auksin menyebar secara lateral keluar dari floem sehingga setelah pemberian etilen pada suatu bagian tumbuhan, kadar auksin pada suatu tempat tinggi dan pada tempat yang lain kadarnya rendah.

    Perubahan fisiologi yang terjadi selama proses pematangan merupakan akibar terjadinya proses klimaterik dalam respirasi (𝘳𝘦𝘴𝘱𝘪𝘳𝘢𝘵𝘰𝘳𝘺 𝘤𝘭𝘪𝘮𝘢𝘵𝘦𝘳𝘪𝘤). Diduga dalam proses pematangan buah, etilen mempengaruhi respirasi klimaterik melalui 2 cara, yaitu; (1) Etilen mempengaruhi permeabilitas membran sehingga permeabilitas sel menjadi besar. Hal tersebut mengakibatkan pelunakan buah dan bercampurnya metabolit dengan enzim sehingga metabolisme respirasi dipercepat. (2) Selama klimaterik kandungan protein meningkat dan diduga etilen lebih merangsang sintesis protein pada saat tersebut. Protein yang dibentuk ini terlibat dalam proses pematangan dan pada proses klimaterik terjadi peningkatan enzim respirasi.

    Berbagai proses fisiologis dalam tumbuhan, etilen memukuju peranan penting, antara lain (1) mendukung respirasi klimaterik dan pematangan buah, (2) mendukung epinasti, (3) menghambat perpanjangan batang dan akar, (4) memacu perbungaan, (5) mempercepat proses absisi/pengguguran.


III. ALAT, BAHAN DAN CARA KERJA

1. Alat

a. Batang pengaduk
b. Gelas ukur
c. Gelas piala
d. Kertas koran
e. Karet
f. Wadah

2. Bahan

a. Aquades
b. Etril
c. Pisang kepok
d. Mangga

3. Cara kerja

a. Satu sisir pisang kepok dan buah mangga yang telah matang fisiologi (kulit masih berwarna hijau) disiapkan.
b. Larutan etril dengan konsentrasi 500, 700 dan 900 masing-masing sebanyak 2000 ml disiapkan.
c. Sebanyak 2 buah pisang dan sebuah mangga dicelupkan pada wadah berisi larutan etril konsentrasi 500 ppm selama 2 menit, ulangi perlakuan yang sama dengan menggunakan larutan etril konsentrasi lainnya.
d. Kemudian buah ditiriskan dan dikeringkan.
e. Sebanyak 2 buah pisang dan sebuah mangga yang tidak diberi perlakuan disiapkan.
f. Buah-buah tersebut dibungkus yang rapi dengan koran lalu diikat dengan karet dan diberi label sesuai perlakuan (misal: dengan 500 ppm, 700 ppm atau tanpa perlakuan).
g. Buah-buah yang telah dibungkus tersebut diletakkan pada tempat penyimpanan.
h. Perubahan pada buah diamati setiap hari pada jam yang sama pada saat praktikum dilakukan.
i. Perubahan yang terjadi meliputi warna, tingkat kekerasan atau lunak, dan aroma dari buah-buah tersebut dicatat.
j. Kecepatan pemacuan etril pada pematangan buah di perhatikan.

(saya tidak betul-betul menyelesaikan tahapan praktikum ini, jadi hasil dan pembahasan serta kesimpulan dibawah ini saya buat dengan permisalan / sebagai contoh saja.) 💌📮🐻


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil pengamatan

Pematangan Buah PSYCHESOUPE

Pematangan Buah II PSYCHESOUPE

    Perubahan aroma semakin tinggi maka semakin menyengat. Perubahan tekstur semakin tinggi maka semakin lunak. Perubahan warna semakin tinggi maka apabila dari hijau maka menjadi kekuningan kemudian menjadi kecoklatan.

2. Pembahasan

    Praktikum pematangan buah bertujuan untuk mengetahui apakah perbedaan perlakuan akan mempengaruhi aroma, tekstur dan warna yang seiring dengan laju pemasakan buah pisang dan mangga.

    Pada praktikum pematangan buah, mulanya buah yang telah dipersiapkan akan dicelupkan terlebih dahulu kedalam larutan etril konsentrasi tertentu selama dua menit. Kemudian juga gunakan buah lain untuk larutan etril pada konsentrasi lainnya sebagai perlakuan yang berbeda. Setelah tahap tersebut dirampungkan maka buah-buah akan dimasukkan kedalam penyimpanan. Sambil setiap harinya di periksa dan diamati perubahan dari aroma, tekstur maupun warna dari buah-buah tersebut.

    Selama 5 hari penyimpanan buah pisang dan mangga diamati dan ditemukan perbedaan yang disebabkan oleh adanya kontrol larutan etril dengan konsentrasi yang berbeda-beda. Misalnya perubahan aroma buah pisang dan mangga dengan konsenterasi 0 ppm rata-rata adalah rendah sampai sedang; konsentrasi 500 ppm rendah sampai sedang; konsentrasi 700 ppm perubahan tekstur adalah rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi; konsentrasi 900 ppm perubahan tekstur yang terjadi dari rendah, sedang dan sangat tinggi. Kemudian ada perubahan tekstur buah pisang dan mangga dengan konsenterasi 0 ppm rata-rata adalah rendah, tinggi sampai sangat tinggi; konsentrasi 500 ppm rendah, sedang, tinggi sampai sangat tinggi; konsentrasi 700 ppm perubahan tekstur adalah rendah, tinggi dan sangat tinggi; konsentrasi 900 ppm perubahan tekstur yang terjadi dari rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi. Sementara itu, perubahan warna buah pisang dan mangga dengan konsenterasi 0 ppm rata-rata adalah rendah sampai sedang; konsentrasi 500 ppm rendah sampai sedang; konsentrasi 700 ppm perubahan tekstur adalah rendah, sedang dan tinggi; konsentrasi 900 ppm perubahan tekstur yang terjadi dari rendah, sedang dan tinggi.


V. KESIMPULAN

    Berdasarkan praktikum pematangan buah dapat diketahui:
a. Perbedaan perlakuan akan menyebabkan laju pemasakan buah yang berbeda-beda.
b. Perlakuan dengan larutan etril akan mempengaruhi proses pemasakan atau pematangan buah, sehingga menjadi lebih cepat.
c. Pemasakan buah pada buah pisang dan mangga yang ditandai oleh adanya aroma, warna dan tekstur yang berubah akan lebih pesat jika dicelupkan ke dalam larutan etril dengan konsentrasi 900 ppm.
d. Proses pematangan buah pisang dan mangga memerlukan gas etilen. Untuk mempercepat proses tersebut dapat disiasati dengan memperbanyak jumlah konsentrasi gas etilen dari luar, yang mana bisa di dapatkan dari larutan etril. 

Daftar Pustaka

Anggorowati, Sulastri dan Triani Hardiyati. (2015). Fisiologi Tumbuhan. Edisi kedua. Tangerang: Universitas Terbuka.

Dwiati, Murni. (2010). Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Edisi kedua. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Prawinata, W., S. Harran dan P. Tjondronegoro. (1981). Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Bogor: Departemen Botani. Fakultas Pertanian IPB.

Sasmitamihardja, D. dan A.H. Siregar. (1990). Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Bandung: Fakultas MIPA. ITB.

Wattimena, G.A. (1988). Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Bogor: PAU Bioteknologi. IPB.

 

STRUKTUR BIJI KACANG HIJAU

  🐰🍒🥦 STUDI : BIJI KACANG HIJAU (EMBRIOLOGI TUMBUHAN)     Pembelajaran ini bertujuan untuk: (1) mengamati dan mengetahui struktur dari b...