🍑✒️✨ LAPORAN PRAKTIKUM :
TROPISME
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tropisme terbagi menjadi dua macam, yaitu fototropisme dan geotropisme. Fototropisme merupakan adaptasi tumbuhan dengan perilaku mengarahkan tajuknya ke arah sinar matahari. Gejala fototropisme dapat diamati pada batang dan daun tumbuhan yang tumbuh menuju ke arah sinar matahari. Penerimaan sinar matahari oleh karena perilaku fototropisme sangat penting bagi berlangsungnya proses fotosintesis. Sementara itu, geotropisme merupakan gerak pertumbuhan ke arah tarikan gravitasi bumi. Akar pada umumnya menunjukkan geotropisme positif.
Mekanisme kerja auksin atau IAA berfungsi untuk memacu perpanjangan sel pada koleoptil dan ruas tanaman melalui peningkatan plastisitas dinding sel. Perpanjangan sel terutama yang terjadi pada arah vertikal dan diikuti oleh pembesaran sel, serta meningkatnya bobot basah. Peningkatan bobot basah disebabkan meningkatnya pengambilan air oleh sel tersebut. Ikatan-ikatan hidrogen ini dapat dipengaruhi oleh suhu, tetapi terutama oleh ion H+ (proton). Ion H+ tersebut bergerak melalui plasma membran oleh adanya proses yang aktif, yang disebut pompa ion (𝘪𝘰𝘯 𝘱𝘶𝘮𝘱). Peranan IAA adalah untuk mengaktifkan pompa ion yang menyebabkan tertimbunnya ion-ion H+ pada dinding sel sehingga terjadi pelonggaran dinding sel. Setelah terjadi pelonggaran dinding sel maka sel akan membesar dan memanjang. Sedangkan dinding sel yang retak-retak karena adanya pergeseran anggota dinding sel, harus diperbaiki dengan pembuatan bahan-bahan penyusun dinding sel baru (lembaran xyloglucan). Dalam proses ini, IAA berperan meningkatkan aktivitas enzim-enzim yang berperan dalam sintesis komponen dinding sel (polisakarida dan glikoprotein) hingga membentuk suatu matriks yang stabil.
2. Tujuan
a. Menunjukkan bahwa auksin dipengaruhi oleh gravitasi bumi dan sinar.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pada tahun 1880, Charles Darwin yang adalah seorang ilmuwan asal Inggris, melakukan beberapa percobaan untuk mendukung pemikiran Sachs mengenai pergerakan tanaman yang disebut dengan tropisme. Tropisme merupakan hasil respons tumbuhan terhadap rangsangan dari luar, seperti cahaya (fototropisme), sentuhan (tigma tropisme), kimia (khemotropisme), gravitasi (geotropisme), dan elektris (elektrotropisme). Darwin menggunakan beberapa jenis rumput-rumputan untuk melakukan studinya mengenai fototropisme. Apabila biji dikecambahkan dalam keadaan gelap, maka koleoptil akan tumbuh lurus. Apabila ujung koleoptil disinari secara searah, maka koleoptil akan membengkok ke arah datangnya sinar. Akan tetapi, jika pangkal koleoptil disinari atau ujung koleoptil diberi tutup yang tidak tembus cahaya kemudian baru disinari, maka tidak akan terjadi pembengkokan.
Pada tahun 1928, F.W. Went (seorang ilmuwan asal Belanda) melakukan percobaan dan pembuktikan adanya suatu senyawa dari ujung koleoptil yang dapat berdifusi ke dalam blok agar jika ujung koleoptil yang telah dipotong diletakkan di atas blok agar sebentar. Kemudian blok agar dipotong menjadi potongan-potongan kubus kecil. Selanjutnya, potongan agar kecil diletakkan di atas koleoptil yang telah dipotong ujungnya. Ternyata koleoptil dapat tumbuh, jika potongan agar diletakkan asimetris diatas koleoptil maka koleoptil akan tumbuh membengkok. Berdasarkan percobaan tersebut, telah dibuktikan bahwa pada ujung koleoptil akan menghasilkan zat pemacu tumbuh yang mampu merangsang pertumbuhan koleoptil.
Dalam aspek perkembangan dan pertumbuhan tanaman, auksin mempengaruhi berbagai proses fisiologis di dalam tumbuhan, yakni (1) perpanjangan sel, (2) tunas ketiak, (3) abisin daun, (4) aktivitas kambium, dan (5) tumbuh akar.
III. ALAT, BAHAN DAN CARA KERJA
1. Alat
a. Lempeng kaca
b. Kertas merang/koran
c. Karet gelang
d. Wadah
e. Pipet
2. Bahan
a. Kecambah jagung
b. Air
3. Cara kerja
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil pengamatan
2. Pembahasan
Praktikum tropisme bertujuan untuk mengetahui arah-arah tumbuh kembang calon akar maupun calon batang dari perkecambahan karena pengaruh cahaya dan gravitasi. Bahan yang digunakan adalah biji jagung (Zea mays).
Praktikum tropisme dimulai dengan persiapan kecambah jagung yang masih segar dengan calon akar atau calon batang yang masih kecil. Kemudian lempengan kaca dibalut dengan kertas koran dan diikat dengan karet sebagai sarana penumbuhan kecambah jagung. Kertas koran akan menyerap air dan berfungsi untuk membasahi kecambah sedikit demi sedikit. Lalu, kecambah sebanyak 6 biji dipasangkan pada karet dengan posisi mendatar, sebagai posisi netral agar dapat diamati ke arah mana pertumbuhan akarnya. Setelah itu, lempengan kaca yang telah dibalut dan dipasangkan kecambah akan dimasukkan ke dalam wadah plastik, dan di isi air. Ketinggian air diperhatikan agar tidak merendam kecambah. Apabila diperlukan, pipet digunakan untuk memberi air pada kecambah jagung.
Hasil akhir selama 4 hari pengamatan menunjukkan bahwa hampir semua calon batang kecambah jagung tumbuh menuju sumber cahaya dan calon akar kecambah jagung tumbuh ke arah pusat bumi, dimana air berada. Hal ini karena satu biji kecambah jagung yang terkecuali, mengalami calon batang yang patah saat hari pertama. Satu biji di kiri atas yang mati tersebut sempat menumbuhkan calon akarnya ke arah yang berlawanan dengan gravitasi bumi. Kecambah yang ditumbuhkan pada sisi bawah mengalami pertumbuhan akar yang pesat dibandingkan lainnya. Sementara, rata-rata kecambah yang ditumbuhkan di sisi kanan lebih cepat tumbuh, meskipun sumber cahaya paling besar ada di sebelah kiri (jendela). Perkecambahan calon batang tidak tumbuh tegak lurus dengan lempeng kaca, melainkan tumbuh ke arah sumber cahaya berasal.
Arah calon batang perkecambahan menuju sumber cahaya (jendela) menunjukkan adanya peristiwa fototropisme. Fototropisme adalah gerak tropisme yang disebabkan oleh rangsangan berupa cahaya matahari. Fototropisme ini berkaitan dengan zat tumbuh tumbuhan yang disebut dengan auksin. Calon batang kecambah yang cenderung membelok kearah cahaya disebabkan oleh hormon auksin pada bagian tumbuhan yang terkena cahaya lebih sedikit, sedangkan auksin pada bagian yang tidak terkena cahaya bekerja dengan normal. Sedangkan arah akar perkecambahan yang menuju pusat bumi menunjukkan adanya peristiwa geotropisme. Geotropisme adalah gerak tropisme yang disebabkan oleh rangsangan berupa gravitasi bumi. Geotropisme yang ditandai dengan pertumbuhan menuju pusat bumi adalah gerak geotropisme positif. Oleh sebab air yang berada di bagian bawah penanaman kecambah, maka gerak hidrotropisme atau gerak yang ditandai dengan pertumbuhan kecambah menuju sumber air juga ditemui pada praktikum ini. Maka gerak pertumbuhan calon akar yang menuju ke arah bawah (tempat air berada dan arah gravitasi) bukan hanya gerak geotropisme positif namun juga hidrotropisme positif.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa gerak yang terjadi pada calon batang pada kecambah jagung adalah gerak fototropisme positif yang ditandai dengan pertumbuhan menuju ke arah sumber cahaya. Sedangkan gerak yang terjadi pada calon akar kecambah jagung adalah gerak geotropisme positif yang ditandai dengan pertumbuhan menuju gravitasi bumi. Selain itu terdapat gerak hidrotropisme positif yang ditandai dengan pertumbuhan akar menuju sumber air.
Daftar Pustaka
Anggorowati, Sulastri dan Triani Hardiyati. (2015). Fisiologi Tumbuhan. Edisi kedua. Tangerang: Universitas Terbuka.Dwiati, Murni. (2010). Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Edisi kedua. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.Prawinata, W., S. Harran dan P. Tjondronegoro. (1981). Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Bogor: Departemen Botani. Fakultas Pertanian IPB.Sasmitamihardja, D. dan A.H. Siregar. (1990). Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Bandung: Fakultas MIPA. ITB.Sterling, T.M and D.M/ Namuth. (2004). Auxin and auxinic herbicide mechanism of action. Part 2. Advanced. J. Nat. Resource. Life Sciences. Educ. 33:1-10.Wattimena, G.A. (1988). Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Bogor: PAU Bioteknologi. IPB.