💮🧸🌟LAPORAN PRAKTIKUM :
UJI SAPONIFIKASI (PENYABUNAN)
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Minyak merupakan lemak yang berwujud cair pada suhu ruang. Perbedaan wujud pada lemak tergantung pada asam lemak yang menyusunnya. Lemak cair mengandung asam lemak yang rantai karbonnya tidak jenuh atau memiliki ikatan rangkap.
Lemak merupakan suatu senyawa ester dari asam lemak dengan gliserol, maka disebut juga trigliserida. Metabolisme lemak terdiri atas: (1) katabolisme asam lemak yang merupakan proses mendapatkan energi, (2) biosintesis asam lemak yang merupakan proses pembentukan lemak tubuh dan (3) pembentukan lipid lainnya di dalam sel, sedangkan metabolisme gliserol lebih fokus pada bagaimana gliserol mengalami katabolisme.
2. Tujuan
a. Dapat membuktikan reaksi penyabunan dengan uji saponifikasi.
b. Mengetahui adanya kandungan asam lemak atau minyak pada minyak goreng.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Lipid merupakan kelompok senyawa organik yang tidak larut dalam pelarut polar (misalnya air), namun dapat larut dalam pelarut non polar (misalnya kloroform dan eter).
Salah satu cara pengelompokan lipid adalah didasarkan pada sifat dapat tidaknya disabunkan. Lipid yang dapat disabunkan apabila dihidrolisis menggunakan basa kuat seperti NaOH atau KOH akan menghasilkan sabun yang tidak lain adalah garam Na-atau K-dari asam lemak. Oleh sebab itu, lemak dan asam lemak merupakan lipid yang dapat disabunkan. Sedangkan contoh lipid yang tidak dapat disabunkan adalah steroid seperti kolesterol. Cara lain penggolongan lipid adalah berdasarkan struktur atau gugus fungsi yang dimilikinya. Pengelompokan lipid paling umum adalah menjadikannya ke dalam 8 golongan yaitu: lemak, asam lemak, lilin, fosfolipid, spingolipid, terpen, steroid, dan lipid kompleks.
Reaksi uji lipid terdiri dari lima, yaitu: (1) hidrolisis, (2) uji saponifikasi atau uji penyabunan, (3) hidrogenasi, (4) ransid atau tengik, (5) uji urease.
III. ALAT, BAHAN DAN CARA KERJA
1. Alat
a. Erlenmeyer
b. Bejana
c. Tabung reaksi
d. Pengaduk/spatula
e. Pipet tetes
f. Lempeng pemanas listrik
2. Bahan
a. Minyak goreng 2 ml
b. KOH atau NaOH 1 ml
3. Cara kerja
IV. HASIL DAN PENGAMATAN
1. Hasil pengamatan
2. Pembahasan
Pada praktikum uji saponifikasi ini akan diamati adanya kandungan asam lemak atau minyak pada minyak goreng melalui uji penyabunan dengan pereaksi KOH dan etanol (96%).
Pada uji saponifikasi, mulanya minyak goreng ditambahkan dengan KOH sebanyak 1 ml dan etanol sebanyak 20 ml, dan setelah dipanaskan dan kembali didinginkan, larutan pun diaduk maka dihasilkanlah busa. Dalam hal ini terbentuknya busa mengindikasikan bahwa pada minyak goreng tersebut mengandung asam lemak atau minyak.
Dalam uji saponifikasi, apabila suatu asam lemak atau minyak direaksikan atau dihidrolisis dengan basa kuat dan dipanaskan maka akan membentuk sabun dan gliserol. Busa adalah bukti adanya reaksi hidrolisis asam lemak, dengan larutan alkoholis yang berfungsi untuk melarutkan lemak sehingga mudah berikatan dengan basa seperti KOH atau NaOH serta menghasilkan gliserol dan sabun.
V. KESIMPULAN
Daftar Pustaka
Anna Poedjadi. (1994). Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.Nelson, D. L and Cox, M.M. (2004). Lehninger: Principles of Biochemistry, 4^th Ed. New York: W. H. Freeman.Setiadi, Rahmat, dkk. (2020). Biokimia. Edisi pertama. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.Sulistiana, Susi. (2008). Praktikum Biokimia. Jakarta: Universitas Terbuka.Voet, D. and Voet J.G. (1990). Biochemistry. New York: John Wiley & Sons.