Tampilkan postingan dengan label laporan praktikum mamalia mencit kelinci. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label laporan praktikum mamalia mencit kelinci. Tampilkan semua postingan

2022-02-21

TAKSONOMI VERTEBRATA - MAMALIA

 

📬🍒🍤 LAPORAN PRAKTIKUM :
MAMALIA


I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

    Mamalia merupakan kelompok hewan yang mempunyai glandula mammae. Betina pada semua spesies mamalia mengalami laktasi dan menyusui anaknya. Mamalia memiliki rambut yang menutupi tubuhnya dan terdapat variasi dalam sebaran di kulit, ukuran maupun kelebatannya. Suhu tubuh kelompok mamalia relatif stabil dan keadaan ini disebut dengan homoioterm. Di dalam kulit mamalia terdapat kelenjar air susu, kelenjar apokrin, kelenjar sebaceous, serta kelenjar ekrin. Mamalia mempunyai struktur tengkorak dan otot-ototnya juga berbeda dengan vertebrata yang lain. Berdasarkan sifatnya gigi-gigi pada mamalia dibedakan menjadi heterodont, thecodont, dan diphyodont. Mamalia dibagi ke dalam dua infrakelas yakni prototheria dan theria, yang kemudian dikelompokkan lagi ke sejumlah ordo.

    Ordo lagomorpha mencakup kelompok mamalia berukuran kecil sampai sedang. Pada lagomorpha bagian rahang atasnya terdapat 2 pasang gigi seri yang tersusun tumpang tindih, sert deretan gigi seri depan lebih besar dari pada deretan belakang. Ordo lagomorpha tidak mempunyai taring, sehingga ruangan itu disebut diastema. Organ testis terdapat dalam scrotum (buah zakar) yang terletak di luar abdomen. Mempunyai ekor pendek, telapak kaki yang berambut, serta jari-jari bercakar.

    Ordo rodentia pada umumnya beranggotakan mamalia kecil. Mempunyai tungkai depan dengan lima jari yang bercakar. Gigi seri satu pasang pada rahang atas, berbentuk seperti pahat, tidak memiliki akar gigi tetapi tumbuh terus, serta dilapisi email pada bagian anterior ujungnya. Kelompok hewan pada ordo rodentia tidak mempunyai taring. Testisnya abdominal dan tidak turun ke dalam scrotum.

2. Tujuan

a. Mengetahui penggolongan mamalia berdasarkan pengamatan terhadap struktur atau ciri morfologi pada mamalia sampel.
b. Mengidentifikasikan sampel kelinci dan mencit berdasarkan ciri-ciri pada kunci identifikasi dan menentukan nama jenis atau nama ilmiahnya dalam taksa tertentu.

II. TINJAUAN PUSTAKA

    Mamalia merupakan hewan vertebrata dengan karakteristik tubuh yang ditutupi oleh rambut serta memiliki kelenjar mamae. Mamalia juga memiliki karakteristik lain yakni mempunyai jantung beruang empat, sistem saraf yang kompleks, mempunyai paru-paru sebagai organ pernapasan, mempunyai sifat yang homoiterm (suhu tubuh tetap) dan endotherm, memiliki sistem rangka yang berfungsi dalam pergerakan, mempunyai organ indra yang berkembang serta memiliki banyak variasi sehingga tingkat keanekaragamannya tinggi (Payne, 2002).

    Mamalia mempunyai alat ekstremitas yang telah termodifikasi ke dalam berbagai bentuk aktivitas. Alat ekstremitas tersebut juga dilengkapi dengan kuku, cakat atau tracak yang terdapat pada jari-jarinya. Tidak hanya kelenjar mamae, mamalia juga memiliki kelenjar lain yakni kelenjar keringat yang mempunyai peranan pada metabolisme tubuh (Brotowidjoyo, 1989).

    Menurut Meijard et al. (2006), pengelompokan mamalia secara stratifikasi ekologi dapat dibagi dalam tiga kelompok, yakni terestrial, arboreal, dan akuatik. Pengelompokan mamalia juga kerap dilakukan dengan berdasarkan ukuran dan berat tubuh yaitu kelompok mamalia besar dan kelompok mamalia kecil.


III. METODOLOGI PRAKTIKUM

1. Alat

a. Baki putih/meja alas untuk bedah dan identifikasi.
b. Pinset.
c. Jarum-jarum pentul.
d. Penggaris.
e. Pensil 2B, penghapus.
f. Kertas gambar dengan pensil warna.
g. Loupe atau kaca pembesar.

2. Bahan

a. Seekor kelinci.
b. Seekor mencit.

3. Cara Kerja

a. Beberapa mamalia sampel dijajarkan di atas meja bedah atau baki putih.
b. Morfologi secara lengkap dari kelinci dan mencit sampel tersebut diamati dan digambarkan.
c. Selanjutnya, bagian dari kelinci dan mencit tersebut diberi keterangan, seperti: kepala, telinga, bagian dorsal, ventral, mata, mulut, gigi pengerat dan lain sebagainya.
d. Alat banti loupe digunakan untuk memperjelas pengamatan.
e. Alat bantu seperti pinset dan jarum pentul digunakan untuk memegang dan membuka bagian-bagian tertentu seperti celah mulut dan lain sebagainya.
f. Selanjutnya adalah melakukan identifikasi, dengan menggunakan kunci identifikasi famili atau ordo yang telah disediakan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Pengamatan

Mamalia PSYCHESOUPE

2. Pembahasan

   Praktikum mamalia bertujuan untuk mempelajari penggolongan mamalia berdasarkan pengamatan terhadap struktur atau ciri morfologi pada mamalia sampel serta mengidentifikasikan mamalia sampel tersebut berdasarkan ciri-ciri pada kunci identifikasi dan menentukan nama jenis atau nama ilmiahnya dalam taksa tertentu. Bahan yang digunakan adalah kelinci dan mencit yang termasuk ke dalam golongan hewan pengerat.

   Pertama-tama sampel kelinci dan mencit ditimbang bobotnya dan diukur terlebih dahulu panjang dari masing-masing bagian tubuh tertentu. Pengukuran tersebut berguna untuk membantu menentukan nama sampel dengan kunci identifikasi. Setelah pengukuran, pengamatan dapat dilakukan secara langsung.

   Pada mamalia tubuhnya tertutupi oleh rambut. Khususnya untuk hewan pengerat pada mamalia memiliiki gigi seri yang berkembang. Sementara, pada harimau atau hewan dari ordo Carnivora, gigi taringnya lebih berkembang. Sedangkan, pada manusia gigi gerahamnya yang lebih berkembang. Mamalia memiliki ciri khusus berupa terdapatnya glandula mammae pada betina. Selain itu, bobot mamalia satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Pada mamalia dengan ordo yang lebih tinggi, tungkai depan dapat digunakan untuk aktivitas sehari-hari dan disebut dengan tangan, sementara tungkai belakang digunakan untuk berjalan dan disebut dengan kaki. Mamalia yang berjalan dengan dua kaki disebut dengan dipoda dan merupakan evolusi dari mamalia yang berjalan dengan empat kaki atau tetrapoda.

    Mencit sampel memiliki gigi seri yang maju ke depan. Mencit memiliki daun telinga. Apabila dibandingkan dengan tikus, mencit memiliki ukuran badan yang lebih kecil serta panjang tubuh yang lebih pendek daripada tikus. Ukuran gigi pengerat depan (gigi seri) pada mencit lebih kecil apabila dibandingkan dengan tikus. Pada mencit sampel tidak terdapat glandula mammae, namun terdapat tonjolan dekat lubang pengeluaran yang mengindikasikan bahwa kelaminnya adalah jantan. Mencit sampel memiliki rambut berwarna putih. Sementara pada bagian hidung, bagian dalam daun telinga, sebagian tungkai depan dan tungkai belakang, serta ekornya memiliki kulit berwarna merah muda.

   Kelinci sampel memiliki gigi seri yang berkembang yaitu panjang ke bawah. Kelinci sampel memiliki mata yang besar dan terdapat kumis pada bagian hidungnya. Terdapat daun telinga yang panjang pada organ pendengaran. Glandula mammae ditemukan pada kelamin betina. Kelinci sampel memiliki rambut berwarna putih. Sementara, bagian dalam daun telinga berkulit merah muda dan bagian luarnya berambut hitam.


V. KESIMPULAN

   Berdasarkan praktikum yang dilakukan dengan mengamati struktur atau ciri morfologi sampel mamalia, telah diketahui nama ilmiah mereka dalam taksa tertentu yang teridentifikasi. Sampel mencit telah diketahui merupakan spesies Mus musculus. Sedangkan, sampel kelinci telah diketahui termasuk ke dalam ordo Lagomorpha.

   Pada mencit dan kelinci sampel dapat dibedakan bagian kepala, badan dan ekor. Pada kepala terdapat mata, mulut, telinga, kumis dan hidung. Pada badan dua pasang tungkai, perut, dada, glandula mammae, dan lubang pengeluaran. Pada bagian ekor, terdapat ekor dengan karakteristik yang berbeda-beda.


Daftar Pustaka

Corbet, G.B. and J.E. Hill. (1992). The Mammals of the Indomalayan Regions: A Systematic Review. London: Natural History Museum Publication.

Harrison, J. (1996). An Introduction to Mammals of Singapore and Malaya. Singapore: Malayan Nature Society.

Hickman, C.P. L.S. Roberts and Allan Larson. (1998). Zoology, 10Th Edition. San Francisco, California: W.C. Brown McGraw Hill Publishers.

Hickman, C.P. and L.S. Roberts. (2000). Biology of Animals, 8th Edition Dubuque, Iowa: W.C. Brown Publishers.

Meijaard, E., D. Sheil, R. Nasi, D. Augeri, B. Rosenbaum, D. T. Iskandar, T. Setyawati, M. Lammertink, I. Rachmatika, A. Wong, T. Soehartono, S. Stanley and T. O’Brien. (2005). Life after logging. Reconciling wildlife conservation and production forestry in Indonesian Borneo. Center for International Forestry Research. Jakarta.

Payne J, CM Francis, K Phillips dan SN Kartikasari. (2000). Panduan Lapangan: Mamalia di Kalimantan, Sabah, Sarawak dan Brunei Darussalam. Prima Centra Indonesia. Jakarta.

Pough, F.H., Christine M.J. and John, B.H. (2002). Vertebrate Life, 6th Edition. New Jersey: Prentice Hall.

Rosadi, Bayu dan Hurip Pratomo. (2010). Praktikum Taksonomi Vertebrata. Edisi kedua. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Rosadi, Bayu dan Hurip Pratomo. (2019). Taksonomi Vertebrata. Edisi kedua. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

 

STRUKTUR BIJI KACANG HIJAU

  🐰🍒🥦 STUDI : BIJI KACANG HIJAU (EMBRIOLOGI TUMBUHAN)     Pembelajaran ini bertujuan untuk: (1) mengamati dan mengetahui struktur dari b...