Tampilkan postingan dengan label Squamulose. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Squamulose. Tampilkan semua postingan

2022-02-15

TAKSONOMI TUMBUHAN RENDAH - LICHENES

 

🌼🍄🌈 LAPORAN PRAKTIKUM :
LICHENES


I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

    Lichenes merupakan lumut kerak, namun Lichenes tidak termasuk kedalam kelompok lumut sebab Lichenes merupakan hasil dari simbiosis fungi dan alga. Lichenes banyak ditemukan di kulit batang pohon ataupun menempel di bebatuan. Lumut mempunyai beragam warna misalnya seperti keabu-abuan, orange, coklat, hitam dan lain-lain. Lichenes mampu hidup di daerah kekeringan dalam waktu yang lama (Sudrajat, dkk, 2013).

    Sebagai tumbuhan pioneer, Lichen memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Lumut kerak menjadi tumbuhan perintis pada daerah-daerah yang keras maupun kering sehingga pada akhirnya dapat mendukung pertumbuhan bagi organisme lainnya. Lichen banyak dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat, misalnya pada beberapa jenis Asolichen telah dimanfaatkan dan dapat pula dikonsumsi, oleh karena itu perlu dijelaskan mengenai Lichen tersebut khususnya pada pemanfaatan Lichen bagi kehidupan.

    Simbiosis mutualisme adalah hubungan yang sifatnya saling menguntungkan antar organisme. Jamur pada lumut kerak mempunyai fungsi sebagai pelindung dan penyerap air serta mineral. Sementara, ganggang yang hidup di antara miselium jamur berfungsi menyediakan makan melalui proses fotosintesis. Lumut kerak adalah organisme hasil simbiosis mutualisme dengan jamur yang terdapat pada lumut kerak tidak dapat hidup sendiri di alam.

2. Tujuan

Mempelajari jenis Lichenes Crustose, Foliose, Fruticose dan Squamulose. 


II. TINJAUAN PUSTAKA

    Lumut kerak (Lichenes) adalah tumbuhan tingkat rendah yang masuk ke dalam Divisio Thallophyta yang merupakan tumbuhan komposit dan perpaduan fisiologik dari dua makhluk yakni antara fungi dan alga. Dua organisme tersebut hidup berasosiasi satu sama lain, sehingga muncul sebagai satu organisme. Penyusun komponen fungi disebut dengan Mycobiont yang pada umumnya berasal dari kelas Ascomycetes dan dua atau tiga genus termasuk Basidiomycetes, sedangkan penyusun komponen alga disebut dengan Phycobiont, berasal dari Divisio alga biru-hijau (Chyanophyceae) atau alga hijau (Chorophyceae) (Tjitrosoepomo, Taksonomi Tumbuhan 2001).

    Lichenes adalah tumbuhan hasil simbiosis antara fungi dan satu atau lebih mitra fotosisntesis, yang umumnya merupakan alga hijau atau cyanobacterium. Lichenes sekilas mirip dengan alga, perbedaan utama Lichenes dengan alga adalah tekstur, distribusi dan warna yang paling menonjol (Nash 2008). Alga yang terdapat pada Lichenes menghasilkan makanan (karbohidrat) oleh sebab fungi yang tidak bisa membuat makanan sendiri, sehingga energi didapatkan dari alga. Hubungan simbiosis fungi dan alga berperan membantu Lichenes beradaptasi dengan kehidupan di semua tempat. Lichenes membutuhkan air dan sinar matahari untuk tumbuh. Beberapa spesies dapat menyerap air hingga 20 kali berat tubuhnya (Whitesel 2006).

    Salah satu karakteristik Lichenes adalah bahwa mereka memiliki perkembangan dan pertumbuhan yang lambat. Sebagian besar bentuk tumbuh hanya beberapa milimeter per tahun. Tanaman Lumut Kerak (Lichenes) tidak memiliki akar, batang dan daun, sehingga mereka menyerap sebagian besar nutrisi dari curah hujan. Lichenes berperilaku seperti spons yang menyerap segala sesuatu yang larut dalam air hujan kemudian mempertahankannya (Halcomb 2010).

    Menurut Misra & Agrawal (1978), menyatakan bahwa klasifikasi Lumut Kerak (Lichenes) berdasarkan komponen fungi terbagi menjadi tiga tipe, yaitu Ascolihens, Basidiolichens, dan Lichen Imperfecti.


III. METODOLOGI PELAKSANAAN

1. Alat dan bahan

a. Alat untuk mengambil sampel berupa sekrap, pisau, cutter, gunting tanaman.
b. Alat untuk membawa sampel berupa kantong koleksi.
c. Alat untuk pengamatan berupa mikroskop stereo.
d. Label identitas sampel.

2. Metodologi Praktikum

a. Tempat pengambilan sampel ditentukan sesuai petunjuk instruktur, seperti pepohonan atau suatu tempat yang banyak keanekaragaman tumbuhan lichenes.
b. Sampel lichenes diambil pada berbagai habitat (substrata), yaitu pohon pada batang maupun cabang.
c. lichenes diambil dengan memilih sampel yang telah dewasa dan tidak memiliki kecacatan.
d. Sampel lichenes kemudian diambil dengan bantuan alat pengambil sampel seperti sekrap, pisau, cutter, atau gunting tanaman.
e. Sampel lichenes yang didapat kemudian dimasukkan ke dalam kantong-kantong koleksi dan dibawa ke laboratorium.
f. Sampel lichenes yang didapat dari lapangan diamati di bawah mikroskop stereo, dan mencatat perbedaan bentuk tubuh satu dengan yang lainnya.
g. Setelah itu, setiap jenis sampel diberi label yang berisi: nomor sampel, tanggal pengambilan sampel, nama kolektor, lokasi, habitat, dan nama daerah.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Pengamatan

Lichenes PSYCHESOUPE

Lichenes II PSYCHESOUPE

Lichenes III PSYCHESOUPE

2. Pembahasan

    Praktikum Lichenes bertujuan untuk mengetahui perbedaan dari ciri-ciri Lichenes Crustose, Foliose, Fruticose dan Squamulose dengan pengamatan yang dilakukan pada berbagai contoh Lichenes dengan menggunakan alat mikroskop stereo, maupun pengamatan secara langsung.

    Lichenes Crustose memiliki ciri talus yang berukuran kecil, datar, tipis serta selalu melekat pada permukaan batu, kulit pohon ataupun di tanah. Sukar untuk mencabut lichenes Crustose tanpa merusak substratnya.  Lichenes Crustose yang tumbuh dan terbenam di dalam batu dengan hanya bagian tubuh buahnya yang berada di permukaan dinamakan endolitik, dan yang tumbuh terbenam pada jaringan tumbuhan dinamakan dengan endoploidik atau endoploidal. Lichenes yang bersifat longgar dan bertepung yang tidak memiliki struktur berlapis, disebut dengan leprose. Ukuran talus pada lichen crustose bermacam-macam dengan bentuk talus rata, tipis, dan umumnya mempunyai bentuk tubuh buah yang hampir sama. Talus dapat berupa lembaran tipis atau seperti kerak yang permukaan bawahnya melekat pada suatu substrat.
  
    Lichenes Foliose mempunyai struktur seperti daun yang tersusun oleh lobus-lobus. Lichen Foliose relatif lebih longgar melekat pada substratnya. Thallusnya berbentuk datar, lebar, dan memiliki banyak lekukan seperti daun yang mengkerut berputar. Pada bagian permukaan atas dengan bagian bawahnya berbeda. Lichenes Foliose dapat melekat pada batu, ranting dengan rhizines, yang juga berfungsi sebagai alat untuk mengabsorbsi makanan. Talus Foliose bertingkat, lebar, besar, kasar dan menyerupai daun yang mengkerut dan melipat. Permukaan talus foliose bagian bawah dan atas berbeda, pada permukaan bawahnya berwarna lebih terang atau gelap sedangkan pada bagian tepi talus biasanya menggulung ke atas.
       
    Lichenes Fruticose mempunyai thallus berupa semak. Talus pada lichenes Fruticose adalah tipe talus kompleks dengan cabang-cabang yang tidak teratur. Talus ini memiliki bentuk cabang silinder atau pita. Talus hanya menempati bagian dasar dengan cakram bertingkat. Thallus dapat tumbuh tegak atau menggantung pada batu, daun-daunan atau cabang pohon. Pada lichenes Fruticose tidak terdapat perbedaan antara permukaan atas dan bawahnya.
     
    Lichenes Squamulose mempunyai talus yang memiliki bentuk seperti talus pada lichenes Crustose dengan pingiran yang terangkat ke atas di atas tempat hidupnya. Talus ini berbentuk seperti sisik yang tersusun oleh banyak cuping (lobes) yang kecil namun tidak memiliki rizin. Lichen Squamulose memiliki lobus-lobus seperti sisik, lobus tersebut dinamakan dengan squamulus dan biasanya berukuran kecil serta saling bertindih dan sering memiliki struktur tubuh buah yang disebut podetia.

    Pertumbuhaan talus sangatlah lambat. Tubuh buah baru akan terbentuk setelah mengadakan pertumbuhan vegetatif bertahun-tahun. Kebanyakan Lichenes bereproduksi dengan perantaan soredium. Komponen cendawannya seringkali dapat membentuk spora dan hanya membentuk lichenes jika jatuh dekat algae yang merupakan simbionnya.


V. KESIMPULAN

    Lichenes yang merupakan tumbuhan perintis memiliki peran dalam pembentukan tanah dan tidak memerlukan syarat hidup yang tinggi. Lichenes atau lumut kerak juga menghasilkan senyawa-senyawa metabolit yang tidak dapat dihasilkan oleh alga dan jamur yang hidup terpisah. Sampai saat ini, para ahli masih terus meneliti tumbuhan lumut kerak atau lichenes dan ada yang mengusulkan agar lichenes tersebut dimasukkan ke dalam golongan tersendiri dan terpisah dari jamur dan alga. Sementara berdasarkan bentuk talusnya, lumut kerak dibedakan menjadi empat macam, yaitu Crustose, Foliose, Fruticose dan Squamulose.

    Berdasarkan pengamatan pada praktikum yang telah dilakukan mengenai lichenes Crustose, Foliose, Fruticose, dan Squamulose telah diketahui bahwa: spesimen Graphis scripta, Hydropunctaria maura, Basidia sp., Lepraria sp., dan Chrysothrix xanthina adalah termasuk lichen Crustose;  spesimen Dirinaria applanata, Flavoparmelia caperata, Hypogymnia physodes, Canoparmelia caroliniana dan Parmelina tiliacea adalah termasuk lichen Foliose; spesimen Ramalina fastigiata, Usnea australis, dan Cladonia portentosa adalah termasuk lichen Fruticose; sedangkan spesimen Psora pseudorusselli dan Parmelia sulcata adalah termasuk lichen Squamulose.


Daftar Pustaka

Hale, M.E. (1979). How to Know The Lichens, Second Edition. WCB McGrawHill. Boston.

Januardania, D. (1995). Jenis-jenis Lumut Kerak yang Berkembang pada Tegakan Pinus dan Karet di Kampus IPB Darmaga Bogor. Skripsi. Jurusan Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Landecker dan Moore. 1996. Fundamental of The Fungi. Prentice Hall. New Jersey. 470-476.

Moore, E. (1972). Fundamental of The Fungi, 4th Edition. Landecker Prentince. Hall International.

Muzayyinah. (2005). Keanekaragaman Tumbuhan Tak Berpembuluh. UNS Press: Surakarta.

Tjitrosoepomo Gembong. (2005). Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Tjitrosoepomo, G. (1989). Taksonomi Tumbuhan (Schizophyta, Tallophyta, Bryophyta, Pteridophyta). Gadjah Mada University Press.

Vashista, B.R. (1981). Botany for Degree Students Part: 1 Alga. New Delhi: S.Chand & Company Ltd. Ram Nagar.

 

STRUKTUR BIJI KACANG HIJAU

  🐰🍒🥦 STUDI : BIJI KACANG HIJAU (EMBRIOLOGI TUMBUHAN)     Pembelajaran ini bertujuan untuk: (1) mengamati dan mengetahui struktur dari b...