📬🍒🍤 LAPORAN PRAKTIKUM :
AVES
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Burung mempunyai perbedaan pada bagian paruh dan kaki sesuai jenis makanan dan cara bergerak. Bentuk morfologi dari saluran pencernaan terkait dengan kebiasaan makan. Sementara, bentuk sayapnya merefleksikan karakteristik terbangnya. Ciri-ciri morfologi lainnya relatif seragam dan disesuaikan dengan kemampuan terbang burung. Beberapa aspek morfologi yang mendukung kemampuan burung adalah bentuk anatomis bulu yang merupakan ciri utama dari burung, terdapatnya sayap dengan otot-otot penggeraknya yang merupakan modifikasi kaki depan, terdapatnya pneumatisasi pada tulang, konsentrasi bobot burung yang cenderung tertuju pada bagian kaki belakangnya, sistem pernafasan yang khas serta ukuran jantung yang besar.
Berdasarkan kemampuan terbangnya, burung digolongkan menjadi 2 kelompok besar, yakni ratitae yang anggota-anggotanya tidak dapat terbang oleh sebab alat-alat terbangnya tidak memadai. Kelompok kedua adalah carinatae yang mencakup burung-burung dengan kemampuan terbang. Masing-masing kelompok tersebut dibagi lagi ke dalam beberapa ordo dengan perbedaan antar ordo yang relatif kecil dibandingkan vertebrata lain.
2. Tujuan
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kata Aves berasal dari kata Latin yang dipakai sebagai nama kelas, sedang Ornis dari bahasa Yunani, dipakai dalam “Ornithology” berarti ilmu yang mempelajari burung-burung. Aves merupakan satu-satunya kelas dalam kelompok chordata yang cukup unik dengan memiliki bulu dan berbagai macam tipe kaki. Bulu adalah modifikasi dari sisik yang berkembang secara evolusioner dari reptilia. Jantung burung terdiri dari empat ruang dan tergolong hewan berdarah panas. Semua burung menggunakan paruh dan tidak memiliki gigi. Struktur modifikasi untuk terbang meliputi tulang lengkung, rangka apendikular depan berubah menjadi sayap, kantung udara, mata yang lebar, dan cerebellum yang berkembang dengan sangat baik (Iskandar, 1989).
Kelas Aves adalah kelas hewan vertebrata yang berdarah panas dengan memiliki bulu dan sayap. Tulang dada tumbuh membesar dan memipih, anggota gerak belakang beradaptasi untuk berjalan, berenang dan bertengger. Mulut sudah termodifikasi menjadi paruh, punya kantong hawa, jantung terdiri dari empat ruang, rahang bawah tidak mempunyai gigi karena gigi-giginya telah menghilang yang digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk dan berkembang biak dengan bertelur. Kelas ini dimanfaatkan oleh manusia sebagai sumber makanan, hewan ternak, hobi dalam peliharaan. Dalam bidang industri bulunya dapat dimanfaatkan contohnya baju, hiasan dinding, dan lainnya. (Mukayat, 1990).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
1. Alat
2. Bahan
a. Burung lovebird.
b. Ayam.
c. Burung dara atau merpati.
3. Cara Kerja
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan
2. Pembahasan
Praktikum aven bertujuan untuk mempelajari penggolongan aves berdasarkan pengamatan terhadap struktur atau ciri morfologi pada sampel serta mengidentifikasikan sampel tersebut berdasarkan ciri-ciri pada kunci identifikasi dan menentukan nama jenis atau nama ilmiahnya dalam taksa tertentu. Bahan yang digunakan adalah burung lovebird, ayam dan burung merpati atau dara.
Pertama-tama sampel burung dan ayam diukur terlebih dahulu panjang dari masing-masing bagian tubuh tertentu. Pengukuran tersebut berguna untuk membantu menentukan nama ikan dengan kunci identifikasi. Setelah pengukuran, pengamatan dapat dilakukan secara langsung.
Pada aves, tungkai depan bermodifikasi menjadi sayap dengan fungsi untuk terbang. Struktur sirip, sayap dan tungkai itu sama, terdapat humerus, ulna, jari-jari dkk. Pada materi evolusi dikenal dengan istilah homologi, yaitu mempunyai struktur yang sama namun berbeda fungsinya. Selain itu, panjang tungkai belakang atau kaki pada aves yang dapat terbang dengan yang tidak bisa terbang berbeda-beda.
Burung lovebird sampel memiliki pola warna yang cantik, yaitu hijau di bagian sayap, tubuh dan kepala; kuning disekitar lehernya; dan kemerahan di bagian paruh dan sekitarnya. Paruhnya kecil dan bentuknya agak membengkok, mencirikan burung pemakan biji-bijian dan juga buah. Ukuran tubuh pada burung betina umumnya lebih besar. Paruh dan mata pada betina agak keras. Bulu sayap pada burung lovebird sampel dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sayap primer yang terletak dekat humerus, sayap sekunder dibagian tengah dan sayap tersier dibagian ujung.
Ayam memiliki bentuk paruh yang khas. Pada sampel bentuknya bengkok dengan ujung yang berwarna hitam. Apabila panjang, makanannya adalah serangga. Apabila bengkok, makanannya adalah daging atau buah-buahan. Selain itu terdapat juga mata dan hidung terletak diatas paruh serta terdapat lubang telinga di masing-masing sisi kepala. Pola warna kepala ayam berbeda-beda, ada yang memiliki jengger. Ayam sampel tidak mempunyai jengger dan bulu kepalanya berwarna hitam. Pada bagian lehernya terdapat tembolok yang merupakan saluran pencernaan yang fungsinya membantu pelumatan makanan. Struktur bulu ekor/kauda berbeda dengan bulu yang menutupi bagian tubuh. Bulu sayap pada ayam sampel dibagi menjadi dua bagian, yaitu sayap primer yang terletak dekat ketiak dan sayap sekunder dibagian ujung.
Burung dara atau burung merpati sampel memiliki warna bulu coklat dengan beberapa bulu putih pada beberapa bagian. Bulu sayap pada burung merpati sampel dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sayap primer yang terletak dekat humerus, sayap sekunder dibagian tengah dan sayap tersier dibagian ujung.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang dilakukan dengan mengamati struktur atau ciri morfologi sampel aves, telah diketahui nama ilmiah mereka dalam taksa tertentu yang teridentifikasi. Sampel burung lovebird telah diketahui termasuk ke dalam genus Agapornis. Sampel ayam telah diketahui merupakan spesies Gallus domesticus. Sedangkan, sampel burung merpati atau dara telah diketahui termasuk ke dalam spesies Columba livia.
Pada burung dan ayam sampel dapat dibedakan bagian kepala, badan dan ekor. Pada kepala terdapat mata, paruh, lubang telinga dan lubang hidung. Pada badan sepasang sayap, perut, dada, punggung dengan bulu yang khas pada masing-masing bagian. Pada bagian ekor terdapat bulu ekor dengan struktur yang berbeda dengan bulu pada badan.
Daftar Pustaka
Delacour, J. (1947). Birds of Malaysia. New York: The Macmillan Company.Hickman, C.P. L.S. Roberts and Allan Larson. (1998). Zoology, 10Th Edition. San Francisco, California: W.C. Brown McGraw Hill Publishers.Hickman, C.P. and L.S. Roberts. (2000). Biology of Animals, 8th Edition Dubuque, Iowa: W.C. Brown Publishers.Holmes, D. and Stephen Nash. (2000). Seri Panduan Lapangan Burung-burung di Jawa dan Bali. Jakarta: Puslitbang Biologi-LIPI dan Birdlife IndonesiaIskandar, J. (1989). Jenis Burung yang Umum di Indonesia. Buku. Djambatan. Jakarta.King, B. F. and E. C. Dickinson. (1996). A Field Guide to The Birds of South - East Asia. London: Collins.Mukayat, D. (1990). Zoologi Vertebrata. Jakarta: Erlangga.Pough, F.H., Christine M.J. and John, B.H. (2002). Vertebrate Life, 6th Edition. New Jersey: Prentice Hall.Rosadi, Bayu dan Hurip Pratomo. (2010). Praktikum Taksonomi Vertebrata. Edisi kedua. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.Rosadi, Bayu dan Hurip Pratomo. (2019). Taksonomi Vertebrata. Edisi kedua. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.