🍑✒️✨ LAPORAN PRAKTIKUM :
PEMATANGAN BUAH
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Etilen adalah fitohormon yang berupa senyawa karbon sederhana yang tidak jenuh, dengan rumus kimia CH2=CH2. Dalam keadaan normal etilen akan berbentuk gas. Gas etilen dibentuk dari hasil pembakaran yang tidak sempurna dari senyawa yang kaya akan ikatan karbon, seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam. Gas etilen akan dilepaskan oleh tanaman ke udara. Etilen diproduksi oleh seluruh tumbuhan tingkat tinggi, seperti daun, batang, akar, bunga, buah, tuber dan seedling. Buah merupakan sumber utama etilen.
Bahan dasar etilen adalah metionin, yang kemudian akan diubah menjadi etilen dalam suatu sistem yang terdiri dari Cu++ dan asam askorbat. Kemudian atom 1 dari metionin akan diubah menjadi CO2, sedangkan atom C2 menjadi asam formik dan atom C3-C4 menjadi etilen. Kunci dari biosintesis etilen adalah adanya (1-aminosikloropropan 1-asam karboksilat) ACC sintetase. Sintesis ACC bertambah dengan adanya auksin, khususnya IAA dan sitokinin. Akan tetapi, ACC sintetase dihambat oleh adanya ABA.
2. Tujuan
II. TINJAUAN PUSTAKA
Morgan dan Hall menyatakan bahwa konsentrasi auksin yang tinggi akan mempengaruhi pembentukan etilen. Sedangkan adanya inhibitor RNA atau sintesis protein akan dapat menghalangi pembentukan etilen. Dengan demikian auksin yang mempunyai konsentrasi rendah akan merangsang pembentukan etilen tanpa sintesis protein, sedangkan yang memiliki konsentrasi tinggi dapat merangsang pembentukan etilen melalui induksi sintesis RNA dan protein.
Guttenberg dan Steinmetz berpendapat bahwa etilen mampu menghilangkan aktivitas auksin sebab etilen dapat merusak polaritas sel dan transpor. Akibatnya, auksin menyebar secara lateral keluar dari floem sehingga setelah pemberian etilen pada suatu bagian tumbuhan, kadar auksin pada suatu tempat tinggi dan pada tempat yang lain kadarnya rendah.
Berbagai proses fisiologis dalam tumbuhan, etilen memukuju peranan penting, antara lain (1) mendukung respirasi klimaterik dan pematangan buah, (2) mendukung epinasti, (3) menghambat perpanjangan batang dan akar, (4) memacu perbungaan, (5) mempercepat proses absisi/pengguguran.
III. ALAT, BAHAN DAN CARA KERJA
1. Alat
a. Batang pengaduk
b. Gelas ukur
c. Gelas piala
d. Kertas koran
e. Karet
f. Wadah
2. Bahan
a. Aquades
b. Etril
c. Pisang kepok
d. Mangga
3. Cara kerja
(saya tidak betul-betul menyelesaikan tahapan praktikum ini, jadi hasil dan pembahasan serta kesimpulan dibawah ini saya buat dengan permisalan / sebagai contoh saja.) 💌📮🐻
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil pengamatan
Perubahan aroma semakin tinggi maka semakin menyengat. Perubahan tekstur semakin tinggi maka semakin lunak. Perubahan warna semakin tinggi maka apabila dari hijau maka menjadi kekuningan kemudian menjadi kecoklatan.
2. Pembahasan
Praktikum pematangan buah bertujuan untuk mengetahui apakah perbedaan perlakuan akan mempengaruhi aroma, tekstur dan warna yang seiring dengan laju pemasakan buah pisang dan mangga.
Pada praktikum pematangan buah, mulanya buah yang telah dipersiapkan akan dicelupkan terlebih dahulu kedalam larutan etril konsentrasi tertentu selama dua menit. Kemudian juga gunakan buah lain untuk larutan etril pada konsentrasi lainnya sebagai perlakuan yang berbeda. Setelah tahap tersebut dirampungkan maka buah-buah akan dimasukkan kedalam penyimpanan. Sambil setiap harinya di periksa dan diamati perubahan dari aroma, tekstur maupun warna dari buah-buah tersebut.
Selama 5 hari penyimpanan buah pisang dan mangga diamati dan ditemukan perbedaan yang disebabkan oleh adanya kontrol larutan etril dengan konsentrasi yang berbeda-beda. Misalnya perubahan aroma buah pisang dan mangga dengan konsenterasi 0 ppm rata-rata adalah rendah sampai sedang; konsentrasi 500 ppm rendah sampai sedang; konsentrasi 700 ppm perubahan tekstur adalah rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi; konsentrasi 900 ppm perubahan tekstur yang terjadi dari rendah, sedang dan sangat tinggi. Kemudian ada perubahan tekstur buah pisang dan mangga dengan konsenterasi 0 ppm rata-rata adalah rendah, tinggi sampai sangat tinggi; konsentrasi 500 ppm rendah, sedang, tinggi sampai sangat tinggi; konsentrasi 700 ppm perubahan tekstur adalah rendah, tinggi dan sangat tinggi; konsentrasi 900 ppm perubahan tekstur yang terjadi dari rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi. Sementara itu, perubahan warna buah pisang dan mangga dengan konsenterasi 0 ppm rata-rata adalah rendah sampai sedang; konsentrasi 500 ppm rendah sampai sedang; konsentrasi 700 ppm perubahan tekstur adalah rendah, sedang dan tinggi; konsentrasi 900 ppm perubahan tekstur yang terjadi dari rendah, sedang dan tinggi.
V. KESIMPULAN
Daftar Pustaka
Anggorowati, Sulastri dan Triani Hardiyati. (2015). Fisiologi Tumbuhan. Edisi kedua. Tangerang: Universitas Terbuka.Dwiati, Murni. (2010). Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Edisi kedua. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.Prawinata, W., S. Harran dan P. Tjondronegoro. (1981). Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Bogor: Departemen Botani. Fakultas Pertanian IPB.Sasmitamihardja, D. dan A.H. Siregar. (1990). Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Bandung: Fakultas MIPA. ITB.Wattimena, G.A. (1988). Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Bogor: PAU Bioteknologi. IPB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar