💮🧸🌟LAPORAN PRAKTIKUM :
UJI PENENTUAN NILAI ASAM LEMAK
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Lipid khususnya lemak dapat ditemukan berbentuk gumpalan besar. Akan tetapi, lemak tidak digolongkan sebagai makromolekul karena gumpalan lemak bukan merupakan suatu polimer sehingga dipandang tidak memiliki unit monomer.
Semua lemak dibangun dari asam lemak dan sifat lipid ditentukan oleh struktur asam lemaknya. Sifat tersebut ditentukan oleh panjangnya rantai asam lemak, ada tidaknya ikatan rangkap pada asam lemak, serta jumlah dari ikatan rangkap tersebut. Jumlah atom karbon pada asam lemak yang banyak dijumpai berkisar 16 (disingkat C16) sampai 24 (C24). Struktur kimia dari asam lemak terdiri atas rantai karbon panjang dengan gugus fungsi asam karboksilat pada salah satu ujungnya.
2. Tujuan
II. TINJAUAN PUSTAKA
Asam lemak tidak ditemukan bebas di alam namun terikat sebagai lemak, lilin, fosfolipid, atau lipid lainnya selain terpen dan steroid. Asam lemak memiliki rumus umum R-COOH dengan R- yang merupakan rantai hidrokarbon panjang atau gugus alkil dengan jumlah atom karbon 4 sampai 24. Meski demikian, asam lemak yang banyak dijumpai di alam mempunyai rantai karbon dengan jumlah atom karbon 16 dan 18.
Berdasar ada tidaknya ikatan rangkap, asam lemak dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: (1) asam lemak jenuh yang tidak mempunyai ikatan rangkap pada rantai hidrokarbonnya dan (2) asam lemak tak jenuh yang mempunyai ikatan rangkap pada rantai hidrokarbonnya. Lipid yang mengandung asam lemak jenuh akan berbentuk padatan, sedangkan yang mengandung asam lemak tak jenuh akan berbentuk zat cair pada suhu ruang. Asam lemak dapat bereaksi dengan basa dan membentuk garam.
Lemak apabila dibiarkan di udara terbuka akan menimbulkan bau tengik dan rasa tidak sedap, hal ini disebabkan oleh terbentuknya senyawa aldehid yang muncul dari proses oksidasi terhadap ikatan rangkap pada rantai asam lemak.
Reaksi uji lipid terdiri dari lima, yaitu: (1) hidrolisis, (2) uji saponifikasi atau uji penyabunan, (3) hidrogenasi, (4) ransid atau tengik, (5) uji urease.
III. ALAT, BAHAN DAN CARA KERJA
1. Alat
a. Breaker glass
b. Lempeng pemanas listrik
c. Pengaduk
d. Buret
e. Pipet tetes
2. Bahan
a. Margarin baru (masih tersegel)
b. Margarin lama (sudah terbuka)
c. KOH 0,1 N
d. Eter : alkohol (90%) 25 ml
e. Fenolftalein
3. Cara kerja
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil pengamatan
2. Pembahasan
Pada praktikum uji penentuan nilai asam lemak ini akan di uji pada margarin baru (masih tersegel) dan margarin lama (sudah terbuka/lebih tengik) dengan pelarut ester : alkohol = 1 : 1 dan indikator fenolftalein.
Pada uji penentuan nilai asam lemak, mulanya margarin lama dan margarin baru dilelehkan kemudian ditambahkan dengan pelarut eter : alkohol = 1 : 1 sebanyak 25 ml. Lalu didinginkan dan dititrasi dengan larutan KOH 0,1 ml kemudian diberikan indikator fenolftalein beberapa tetes. Sehingga tercatat hasil titrasi jumlah (volume) KOH yang terpakai pada margarin baru sebanyak 0,7 ml dan pada margarin lama sebanyak 2,45 ml. Kemudian lakukan perhitungan untuk menentukan nilai asam lemak dan kadar asam lemak bebas pada masing-masing sampel margarin.
Dalam uji penentuan nilai asam lemak, nilai asam lemak dinyatakan sebagai jumlah (mg) KOH yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat pada 1 gram lemak atau minyak. Kadar tengik suatu lemak ditentukan oleh asam lemak yang terbentuk yang berasal dari hidrolisis minyak/lemak atau karena proses pengolahan yang kurang baik. Semakin tinggi asam lemaknya berarti semakin rendah kualitasnya.
V. KESIMPULAN
Daftar Pustaka
Anna Poedjadi. (1994). Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.Nelson, D. L and Cox, M.M. (2004). Lehninger: Principles of Biochemistry, 4^th Ed. New York: W. H. Freeman.Setiadi, Rahmat, dkk. (2020). Biokimia. Edisi pertama. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.Sulistiana, Susi. (2008). Praktikum Biokimia. Jakarta: Universitas Terbuka.Voet, D. and Voet J.G. (1990). Biochemistry. New York: John Wiley & Sons.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar