2022-02-19

TAKSONOMI VERTEBRATA - REPTIL

 

📬🍒🍤 LAPORAN PRAKTIKUM :
REPTIL


I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

    Reptil memiliki makna umum yaitu melata atau merayap, hal ini oleh sebab bagian ventral atau permukaan bawah tubuhnya menempel atau bersentuhan dengan tanah atau tempat hidupnya ketika berjalan. Semua reptil mempunyai organ lidah, pada buaya dan kura-kura lidahnya tebal dan pendek, melekat pada dasar mulut, namun tidak dapat dijulurkan, hanya dapat diangkat sedikit. Sedangkan pada ular, lidah mempunyai bentuk langsing dan ujungnya ada yang terbelah (bifida) atau tidak, serta dapat dijulur-julurkan. Reptil termasuk ke dalam kelompok hewan tetrapoda, karena memiliki dua pasang tungkai yang bertipe pentadactylus (berjari lima) dan pada setiap jari berakhir dengan cakar. Pada beberapa kelompok ada yang tidak bertungkai sama sekali, seperti beberapa famili dalam subordo lacertilia dan subordo ophidia.

2. Tujuan

a. Mengetahui penggolongan reptil berdasarkan pengamatan terhadap struktur atau ciri morfologi pada ular sampel.

b. Mengidentifikasikan sampel ular berdasarkan ciri-ciri pada kunci identifikasi dan menentukan nama jenis atau nama ilmiahnya dalam taksa tertentu.


II. TINJAUAN PUSTAKA

    Menurut Gain 1962, kelas reptil mencakup empat ordo yang anggota-anggotanya masih hidup sampai sekarang, yakni testudinata, rhynchocephalia, squamata, dan crocodilia. Namun menurut Hildebrand (2001) dan Manthey (1997), hanya ada tiga ordo hewan reptil yang masih hidup sampai sekarang yaitu ordo squamata, crocodilia, dan chelonia (testudinata); sementara ordo rhynchocephalia (misal: hewan tuatara) dimasukkan ke dalam ordo squamata.

    Reptil memiliki makna melata, yakni permukaan tubuh sangat dekat dengan tanah atau lebih tepatnya merayap. Tubuh reptil ditutupi kulit bersisik yang relatif kering dan keras. Umumnya tubuh reptil terbagi menjadi empat bagian utama, yakni kepala, leher, badan, dan ekor. Bentuk tubuh reptil sangat beragam dan berbeda, serta sangat ekstrem antara satu bentuk dan bentuk lainnya. Reptilia dibagi menjadi empat kelompok yaitu Kura-kura (Chelonia), Buaya (Crocodila), Kadal (Lacertilia), dan Ular (Ophidia) (Zuniza, 2004).

    Subordo serpentes telah dikenal dengan keunikannya yang merupakan reptilia tidak berkaki (kaki mereduksi) dari karakteristik ini dapat diketahui bahwa semua jenis ular termasuk dalam subordo ini. Selain itu, subordo serpentes memiliki ciri berupa tidak terdapatnya kelopak mata pada seluruh anggotanya. Sementara itu, fungsi dari pelindung mata digantikan oleh sisik transparan yang menutupinya. Berbeda dengan anggota Ordo Squamata yang lain, pertemuan pada tulang rahang bawahnya dihubungkan oleh ligament elastic (Brotowidjoyo, 1989).


III. METODOLOGI PRAKTIKUM

1. Alat

a. Baki putih/meja alas untuk bedah dan identifikasi.
b. Pinset.
c. Jarum-jarum pentul.
d. Penggaris.
e. Pensil 2B, penghapus.
f. Kertas gambar dengan pensil warna.
g. Loupe atau kaca pembesar.

2. Bahan

a. Beberapa ular dengan berbagai morfologi.

3. Cara Kerja

a. Beberapa ular sampel dijajarkan di atas meja bedah atau baki putih.
b. Morfologi secara lengkap dari ular-ular sampel tersebut diamati dan digambarkan.
c. Selanjutnya, bagian ular dari tersebut diberi keterangan.
d. Alat bantu loupe digunakan untuk memperjelas pengamatan.
e. Selanjutnya adalah melakukan identifikasi, dengan menggunakan kunci identifikasi famili atau ordo yang telah disediakan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Pengamatan

Reptil PSYCHESOUPE


2. Pembahasan

    Praktikum reptil bertujuan untuk mempelajari penggolongan amfibi berdasarkan pengamatan terhadap struktur atau ciri morfologi pada sampel ular serta mengidentifikasikan sampel tersebut berdasarkan ciri-ciri pada kunci identifikasi dan menentukan nama jenis atau nama ilmiahnya dalam taksa tertentu. Bahan yang digunakan adalah ular Liopeltis dan termasuk kedalam ordo Squamata.

    Pertama-tama ular sampel sampel diukur terlebih dahulu panjang dari masing-masing bagian tubuh tertentu. Pengukuran tersebut berguna untuk membantu menentukan nama amfibi dengan kunci identifikasi. Setelah pengukuran, pengamatan dapat dilakukan secara langsung.

    Tubuh ular ditutupi oleh sisik yang berbeda pada sisik ikan yang sifatnya licin. Sisik ular mengandung zat lignin yaitu zat tanduk sehingga teksturnya lebih keras. Ular umumnya terlihat seperti tidak memiliki kaki, namun sebenarnya punya. Kakinya sangat kecil (tereduksi), dan oleh karena keberadaan kaki tersebut, ular bergerak melata dengan membentuk pola zig-zag.

    Ular sampel pertama memiliki warna kecoklatan. Ular sampel memiliki bentuk kepala yang gepeng dan lidah yang bercabang. Ular memiliki punggung atas yang disebut dengan bagian dorsal dan ditutupi oleh sisik. Sisik bagian dorsal dapat dihitung secara susunan sisik diagonal saja, pada ular sampel sisik diagonal bagian dorsal berjumlah 13. Pada bagian kepala ular juga terdapat susunan sisik yang khas dan disebut dengan istilah perisai. Selain itu, di bagian atas kepala terdapat mata dan lubang hidung. Sisik bagian ventral adalah sisik yang tampak dari samping. Sementara, sisik bagian ventral adalah sisik bagian perut yang tertutupi. Bagian anal atau lubang pengeluaran juga ditutupi oleh sisik. Pada bagian kauda atau ekor ular sampel, sisiknya berpasangan. Pada ular lain juga dapat ditemukan tidak berpasangan atau campuran. Pola sisik di sekujur tubuh ular dapat menjadi penciri jenis ular. Karena tidak semua ular memiliki pola sisik yang sama.

    Ular sampel lainnya ada yang berwarna kemerahan dan ada yang berwarna putih dengan garis hitam yang memanjang disepanjang tubuhnya. Mereka sama-sama memiliki sisik ekor dengan pola yang berpasangan.


V. KESIMPULAN

    Berdasarkan praktikum yang dilakukan dengan mengamati struktur atau ciri morfologi sampel reptil, telah diketahui nama ilmiah mereka dalam taksa tertentu yang teridentifikasi. Sampel ular pertama telah diketahui dikelompokkan ke dalam genus Liopeltis.

    Pada ular sampel dapat dibedakan bagian caput, abdomen dan kauda. Pada caput atau kepala terdapat mata, mulut, dan lubang hidung, serta pola sisik perisai. Pada abdomen atau badan terdapat sisik yang berpola. Pada bagian kauda atau ekor terdapat lubang pengeluaran dan pola sisik ekor yang khas.


Daftar Pustaka

Abramorf, P. (1977). Laboratory outlines in Zoology. Minnesota: Burgers Publ.

Brotowidjoyo, Mukayat Djarubito. (1989). Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.

De Rooij, N. (1917). The Reptiles of the Indo-Australian Archipelago II: Ophidia. Leiden: E.J. Brill Ltd.

Goin, C., and O.B. Goin. (1962). Introduction to Herpetology. San Francisco: W.H. Freeman and Company.

Hickman, C.P. and L.S. Roberts. (2000). Biology of Animals, goh edition. Dobuque, Iowa: W.C. Brown Publishers.

Hildebrand M, Goslow G. (2001). Analysis of Vertebrae Structure. Fifth edition. New York: John Wiley & Sons. Kurniati, H. (2003). Amphibians and reptiles of Gunung Halimun National Park West Java, Indonesia. LIPI. Cibinong.

Leutscher, A. (1960). The Young Specialist Looks At Reptiles and Amphibians. San Francisco and London: Burhe.

Manthey, U., Wolfgang Grossmann. (1997). Amphibien & Reptilien Sudostasien. Berlin. Satz: tritec-Grafikwerkstart. Druck: Druckhaus cramer, Greven. Natur und Tier-Verlag.

Pough, F.H., Christine, M.J. and John, B.H. (2002). Vertebrate life on edition. New Jersey: Prentice Hall.

Rosadi, Bayu dan Hurip Pratomo. (2010). Praktikum Taksonomi Vertebrata. Edisi kedua. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Rosadi, Bayu dan Hurip Pratomo. (2019). Taksonomi Vertebrata. Edisi kedua. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Soesilo. (1995). Kunci Determinasi Ular, Seksi Sistematik Hewan. Yogyakarta: Fakultas Biologi UGM. (dikutip dan diterjemahkan dari The Snakes of Malaya, Treedie).

Verma, P.S. (1979). A Manual of Practical Zoology, Chordates. New Delhi: S. Chand & Company Ltd.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

STRUKTUR BIJI KACANG HIJAU

  🐰🍒🥦 STUDI : BIJI KACANG HIJAU (EMBRIOLOGI TUMBUHAN)     Pembelajaran ini bertujuan untuk: (1) mengamati dan mengetahui struktur dari b...